Oleh: -

Utamakan Penerapan Transformasi Digital

Naskah: Angie Diyya Foto: Dok. Pribadi

Pandemi Covid-19 memang membawa dampak dan berpengaruh signifikan pada berbagai bidang. Demikian pula dengan PT Jasa Raharja Member of Indonesia Financial Group (IFG) yang turut menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam layanan. Perusahaan yang dikomandoi oleh Rivan A Purwantono sebagai Direktur utama ini melakukan sejumlah perubahan langkah. Akibat adanya pembatasan aktivitas selama masa pandemi, kegiatan operasional perusahaan yang biasanya melibatkan interaksi langsung dengan masyarakat (High Touch) sebelum pandemi, beralih menjadi berbasis teknologi (High Tech), untuk menjaga standar pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Pandemi ini merupakan tantangan tersendiri dalam menjaga kualitas pelayanan. Digitalisasi dan kolaborasi proses bisnis guna menjaga kualitas pelayanan tetap prima selama masa pandemi. Transformasi digital harus dilakukan. Semua manajemen harus punya mindset, perilaku juga harus berubah. Penerapan tata kelola yang baik, manajemen risiko serta manajemen kepatuhan menjadi strategi Jasa Raharja dalam mengantisipasi segala risiko bisnis asuransi. Selain itu juga perubahan terhadap corporate culture juga menjadi langkah Jasa Raharja untuk meningkatkan layanan dan kinerja industri asuransi,” papar Rivan. 

Di tengah situasi saat ini, selain untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, transformasi digital juga dilakukan guna menunjang operasional perusahaan. Terkait hal tersebut bentuk kolaborasi yang dilakukan antara lain data informasi kecelakaan secara real time melalui IRSMS POLRI, kepastian Ahli Waris melalui data NIK pada Ditjen Dukcapil, sistem layanan host to host dengan Rumah Sakit untuk memantau perawatan korban kecelakaan, sinergi dengan BPJS Kesehatan dalam terkait biaya rawatan korban, dan sebagainya.

Selain itu ada pula aplikasi JRku yang sedang terus dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung proses bisnis Jasa Raharja (growth beyond the core), dengan fitur-fitur antara lain; santunan online yang memberikan kemudahan dalam pengajuan santunan, Cek SWDKLLJ untuk mengetahui masa berlaku SWDKLLJ, Finpay Money berupa uang elektronik, My Trip untuk melihat rute terbaik maupun informasi rawan kecelakaan, serta fitur Bayar IWKBU untuk pembayaran via transfer, PO mendapatkan resi, dan digital receipt.

Transformasi proses bisnis yang telah dilakukan adalah perpindahan ke arah digital dan pemanfaatan hasil Big Data Analytics. Untuk memperkuat transformasi digital maka setiap pegawai Jasa Raharja harus sudah memiliki digital mindset sehingga dapat berperilaku digital dalam lingkungan kerja yang sudah berbasis digital. Kemudian melakukan penguatan kompetensi digital melalui pelatihan kepada seluruh karyawan, contohnya pelatihan Data Analytics, juga penyelenggaraan program Innovation Awards bagi inovator muda Jasa Raharja. Contohnya kegiatan Hackathon secara nasional untuk dapat diimplementasikan guna mendukung proses bisnis perusahaan. Tak ketinggalan peningkatan kualitas layanan data, komunikasi sistem, penguatan infrastruktur untuk Data Center dan Disaster Recovery Center, serta dari pemenuhan aspek keamanannya untuk mengatasi cyber risk.

Digitalisasi proses bisnis tidak hanya berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan namun juga berdampak besar pada kinerja pelayanan Jasa Raharja kepada masyarakat. Bentuk digitalisasi tersebut antara lain optimalisasi digital payment pada aplikasi JRku dan SIGNAL, kerja sama e-ticketing dengan Damri, Host to Host data penumpang dengan Kerata Commuter line Indonesia, rencana pemberlakuan penerbitan BTCK online dan sebagainya.

Adapun efisiensi yang dilakukan Jasa Raharja agar tetap tak mempengaruhi kinerja dan layanan kepada masyarakat selain dengan pemanfaatan platform digital dalam proses bisnis dan refocusing serta relokasi anggaran adalah dengan peningkatan pendapatan berdasarkan upside risk yang telah diidentifikasi selama pandemi ini dengan melakukan optimalisasi perolehan pendapatan di luar core business perusahaan melalui kolaborasi, salah satunya dengan anak perusahaan. Dengan implementasi Governane, Risk Management and Compliance (GRC) menjadikan fungsi dari setiap bidang berjalan secara harmonis dan terintegrasi baik dalam proses administratif, berbagi informasi dan pelaporan dengan dukungan Teknologi Informasi.

Sinergi dengan stakeholders juga menjadi poin yang penting. Di sisi lain, Rivan menyatakan meskipun interaksi langsung dengan masyarakat terbatas dan kegiatan operasional beralih secara digital, Jasa Raharja tetap mempertahankan Budaya AKHLAK dalam melayani sehingga ikatan (engagement) dengan masyarakat tetap terjaga.

Sebagai pemimpin, Rivan dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah. Hal itu dijunjungnya sebagai prinsip. “Saya berjalan dengan terus mengejar bahwa tidak ada kata menyerah, tidak ada kata tanpa prestasi. Jadi, kenapa saya menyebut perjalanan karier saya ini biasa, karena feel-nya supaya tidak menjadi beban. Tetapi, passion dan energi itu perlu. Itulah kemudian semangat menjadi pemenang dan juara terus menerus dilakukan,” tuturnya. 

Jangan pernah takut dan mundur pada kesulitan, atau jangan pernah menganggap bahwa kesulitan ini sebagai masalah bagi kita. Kalau kita menganggap masalah, yang menjadi masalah adalah diri kita sendiri. Anggap ini adalah sebagai perjalanan hidup yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Tak kalah penting, Rivan menambahkan kerja itu harus dijadikan kebiasaan bukan beban. Kalau pekerjaan dijadikan kebiasaan hidup dan passion, maka sesulit apapun tidak akan menjadi beban buat kita. Terkait Hari Kemerdekaan RI, ia menyampaikan, "Semoga di tengah pandemi Covid-19 ini bangsaku tetap akan kuat, masyarakatnya sehat, mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh."