Oleh: -

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

Menjabat Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sejak 2017 lalu, banyak hal membanggakan yang telah ditorehkan Ferdian Timur Satyagraha, antara lain terus menjaga kinerja Bank Jatim yang cemerlang. Seperti tahun 2020 ini, meski di tengah pandemi, Bank Jatim mampu menorehkan kinerja membanggakan. Terlihat dari kinerja Triwulan II dan Triwulan III 2020 Bank Jatim yang tumbuh bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya Year on Year (YoY).

Berdasarkan kinerja Triwulan III - 2020, posisi per September 2020 menunjukkan aset Bank Jatim tercatat Rp82,08 triliun atau tumbuh 13,80% (YoY). Kemudian, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan 13,99% (YoY), yaitu sebesar Rp69,77 triliun.

Bank Jatim juga mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp40,38 triliun atau tumbuh 7,03% (YoY). Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar Rp6,46 triliun atau tumbuh 12,24% (YoY) diikuti dengan pertumbuhan kredit korporasi, yaitu sebesar Rp10,01 triliun atau tumbuh 9,86%. Sungguh sebuah pencapaian membanggakan jika melihat hal ini menjadi pertumbuhan tertinggi di antara semua Bank di Jawa Timur.

Untuk komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2020, antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,63, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,70%, dan Return On Asset (ROA) 2,57%. Kemampuan Bank Jatim dalam menghimpun dana murah juga cukup baik, yang diperkuat dengan CASA rasio Bank Jatim sebesar 63,14%. Sedangkan, Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 70,25%. Dari keseluruhan kinerja positif tersebut, Bank Jatim berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,10 triliun.

Ya, meski di tengah pandemi, Bank Jatim mampu meraih pencapaian membanggakan. Hal tersebut berkat strategi dan inovasi yang dilakukan dalam menjaga stabilitas ekonomi sejak awal pandemi berlangsung. “Sejak bulan Maret, kami remapping lagi strategi kreditnya, mencari kredit yang potensial atau yang prioritas. Kami mapping berdasarkan yang risiko paling besar. Kami fokus di retail consumer dan UMKM, itu yang kami prioritaskan. Untuk UMKM sendiri kami melihat sektor- sektor yang masih cukup kuat. Di Jawa Timur contohnya pertanian, sebagian perdagangan dan kesehatan. Hal tersebut kami lakukan untuk menjaga kinerja keuangan agar tumbuh baik dengan risiko yang juga baik,” ungkap Ferdian saat dihubungi Men’s Obsession via daring beberapa waktu lalu.

Terkait penempatan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), Bank Jatim dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi salah satu BPD yang menerima dana PEN dari pemerintah. Mekanisme penyaluran dana PEN tersebut dilakukan dengan dua pola, yaitu direct loan dan two step loan yang disalurkan pada sektor UMKM, konsumsi, dan korporasi.

Bank Jatim bersama pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi menyalurkan Dana Bergulir (Dagulir) dan dana PEN. Sampai dengan saat ini, Bank Jatim telah menyalurkan Dana PEN sebesar Rp2,57 triliun kepada 15.215 debitur, serta Dagulir sebesar Rp450,13 miliar kepada 12.385 debitur.

Pandemi yang melanda sejak awal Maret 2020 lalu menuntut masyarakat untuk lebih melek digital karena semua dilakukan di rumah melalui daring. Lantas bagaimana dengan kesiapan digitalisasi Bank Jatim. Ferdian menyampaikan, Bank Jatim telah mempersiapkan platform digital sejak 2019 lalu, antara lain melakukan penguatan pada layanan mobile banking yang kini bisa dipersonalisasi layaknya media sosial pribadi, serta transaksi yang lebih mudah dan cepat.

“Ke depan kita kembangkan aplikasi untuk kredit. Jadi, nasabah kredit tidak perlu lagi datang ke Bank Jatim, cukup buka aplikasi lalu ajukan kredit. Teman- teman nasabah juga bisa menjadi agen Bank Jatim. Jadi, ke depan tidak perlu lagi buka cabang banyak, cukup memperbanyak agen kami,” ungkap pria yang aktif berorganisasi ini.

Tak hanya memikirkan bisnis semata, Bank Jatim tak hanya berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun lebih dari itu! Bank Jatim juga sangat peduli dan berperan aktif pada kegiatan-kegiatan sosial. Terutama di masa pandemi seperti saat ini, Bank Jatim berperan dalam mendukung fasilitas kesehatan. Sejak awal pandemi, Bank Jatim memberikan bantuan berupa kebutuhan-kebutuhan medis, seperti masker dan ventilator yang saat itu masih langka.

Selain itu, bekerja sama dengan salah satu Rumah Sakit terbesar di Surabaya, Bank Jatim juga membantu memberikan layanan SWAB gratis khususnya kepada masyarakat yang tidak mampu, melalui mobil keliling SWAB PCR. Menutup pembicaraan, Ferdian menguraikan harapannya ke depan. Ia ingin Bank Jatim kelak bisa menjadi Bank BPD nomor satu di Indonesia. “Kami sedang mempersiapkan semuanya, terutama dari tim kami yang sedang menyusun rencana bisnis. Salah satunya apa, kami harus melakukan pertumbuhan yang organic, yaitu pertumbuhan kredit seperti biasa, serta unorganic kami bertahap akan melakukan akuisisi beberapa perusahaan termasuk BPR, asuransi, dan lain-lain yang bisa memberikan pilihan-pilihan, baik investasi maupun pilihan dalam rangka meningkatkan kinerja ataupun aset Bank Jatim lebih cepat. Kemudian penguatan SDM, kami akan menguatkan learning centre kami,” pungkasnya.