Sugiharta Gunawan (Managing Partner HADS Partnership Law Office)

Oleh: Syulianita (Editor) - 12 August 2020

Advokat, Profesi Mulia untuk Mengabdi

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Ketertarikannya pada bidang hukum dimulai saat reformasi tahun 1999. Saat itulah ketika terjadi krisis yang memorak-porandakan negeri ini, di mana dunia hukum dibutuhkan untuk membantu menata kembali bangsa ini, di situlah muncul passion yang besar pada diri Sugiharta Gunawan akan dunia hukum. Tanpa pikir panjang, ia mantap melanjutkan pendidikan tinggi ilmu hukum dan total mendalaminya, hingga kini menjadi seorang advokat yang diperhitungkan di negeri ini.

Hasratnya yang besar serta keinginannya yang sangat kuat untuk membantu sesama melalui jalur hukum, membuat dirinya total mempelajari serta mendalami ilmu hukum. Bahkan, sejak masih kuliah Ilmu Hukum di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Sugiharta sudah aktif mengaplikasikan ilmunya itu di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dengan tujuan ingin membantu mencari keadilan bagi siapapun masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali.

Karena tujuan mulianya itu, Sugiharta tak pernah merasa berat hati saat itu, kala klien hanya bisa membayarnya dengan hasil perkebunan seperti singkong maupun makanan lain, bukan uang yang berlimpah. “Itu yang paling berkesan buat saya. Kenapa, karena yang kita terima bukan uang, sehingga keikhlasannya itu yang benar-benar diuji dan menjadi luar biasa. Nah, itu yang kemudian menjadi filosofi dan visi kita sampai sekarang, mau membantu, membantu perusahaan,” tutur Sugiharta.

Setelah menamatkan pendidikannya, Sugiharta sempat bekerja pada sebuah law firm selama lima tahun lamanya. Setelah itu, dengan optimis dan penuh percaya diri, ia memberanikan diri membuka kantor firma hukum miliknya sendiri, HADS Partnership. Membuka law firm sendiri di usia yang masih sangat muda, sudah tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, Sugiharta optimis dan pantang menyerah. “Bagi saya lebih baik dimulai dari muda karena saya tahu ini adalah perjuangan, sehingga kalau masih muda, tenaga dan semangatnya masih membara, apapun risiko yang dihadapi bisa kita tempuh,” Sugiharta mengenang masa-masa itu.

Dan benar! Dalam perjalanannya Sugiharta menemui tantangan demi tantangan yang harus dihadapi. “Tantangan utama sebenarnya adalah karena saya masih muda lalu ketika saya berhadapan dengan klien, klien jauh lebih tua. Jadi, pertanyaannya kan bagaimana orang yang lebih tua percaya dengan orang yang lebih muda. Nah, memang sebenarnya itu dibuktikan dengan waktu berjalan,” katanya lagi.

Ya, saat awal merintis diakuinya memang tak mudah mendapatkan klien. Ia dan timnya bahkan harus melakukan pendekatan mouth to mouth dalam mendapatkan klien. Dengan ramah dan tangan terbuka, ia tak sungkan membantu siapapun yang memang membutuhkan bantuan jasa firma hukumnya. Karena memang itulah yang menjadi tujuan dan visi misinya dalam membuka law firm, membantu sesama. “Jadi, sebenarnya profesi lawyer ini kan sama seperti dokter, bukan untuk mencari uang semata, tapi pengabdian terhadap sesama, profesi mulia untuk membantu sesama. Ketika kita membantu orang kemudian kita mendapatkan rezeki atau pemasukan ya itu hal lain,” ia berkata tulus.

Seiring berjalannya waktu, Sugiharta yang awalnya memulai law firm dengan mencari klien mouth to mouth kini telah mampu membuktikan eksistensinya. Firma hukum miliknya semakin berkembang, semakin dikenal dan semakin banyak yang menggunakan jasa firma hukumnya itu. Hal tersebut karena ia dan tim berhasil membuktikan kinerja yang baik hingga akhirnya semakin dipercaya klien. Hingga kini, tercatat kurang lebihnya sekitar 250 klien dengan lebih dari 20.000 kasus yang telah ditangani firma hukum miliknya.

Termasuk di tengah pandemi Covid – 19 saat ini, Sugiharta bersyukur ia masih dipercaya untuk menangani masalah hukum beberapa perusahaan. Menurutnya, justru di saat-saat seperti inilah, dibutuhkan jasa advokat untuk membenahi perusahaan yang sempat terkena dampak dari pandemi ini.

“Kembali lagi dari visi kita sebenarnya adalah membantu orang, membantu perusahaan, justru sekarang ini banyak sekali yang perlu dibantu. Tapi, jangan pikirkan uang di depan atau rezeki di depan. Kalau kita fokus dengan niat membantu, kan banyak sekali perusahaan yang bisa kita bantu untuk melakukan restrukturisasi, banyak sekali perusahaan yang piutangnya menjadi mandeg karena tidak dibayar oleh orang lain, dan lainnya,” tegasnya.

Sugiharta merupakan sosok pemimpin yang rendah hati dan mengayomi. Kantor firma hukumnya sangat terbuka untuk siapapun timnya bisa menjadi seorang pemimpin kelak. Itulah yang menjadi mimpi dan obsesi jangka panjangnya. Ia ingin suatu saat nanti bisa melakukan regenerasi pada timnya itu. Karena menurutnya, siapapun memiliki hak yang sama untuk bisa menjadi pemimpin di kantornya itu.

 

Diversifikasi Bisnis

Sugiharta tak hanya dikenal sebagai lawyer, tapi juga dikenal sebagai salah satu entrepreneur muda di negeri ini. Selain bisnis jasa firma hukum, ia juga memiliki bisnis lainnya di bawah bendera Sukses Global Group yang terdiri dari beberapa lini usaha, antara lain modern barber dan shoes cleaning.

Menurutnya, alasan utama melakukan diversifikasi bisnis adalah untuk menopang bisnis jasa hukumnya itu. “Karena 99% klien kita adalah perusahaan. Jadi, artinya kantor kita identik dengan sektor komersial. Kalau kita mau memberikan satu servis atau satu solusi yang penuh untuk perusahaan, mau nggak mau kita harus terjun dengan bisnis juga, sehingga feel-nya kena. Kita bisa memberikan solusi-solusi dari sudut pandang si perusahaan tersebut. Itu yang menjadi alasan utama kenapa saya memutuskan harus berbisnis, supaya saya bisa lebih tahu klien-klien saya kebutuhannya seperti apa,” urai Sugiharta.

Selain itu, yang juga penting baginya adalah dari segi money management, diversifikasi usaha menjadi solusi yang tepat. “Karena saya percaya setiap orang itu ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya. Artinya, ketika kita maju, nggak selamanya kita akan maju di sini. Karena semua adalah masalah siklus. Maka untuk jangka panjang, kita harus membagi risiko itu juga, tidak hanya fokus di sini, tapi kemudian kita harus punya usaha-usaha lain yang dapat menopang ketika terjadi musim-musim kering dalam satu usaha tersebut. Itu alasannya kenapa pada akhirnya saya diversifikasikan dalam usaha lain. Selain itu, mungkin juga takdir yah,” ungkapnya sembari tersenyum.