Kartika Mirda (Managing Partner Law Offices Kartika Hermawan & Partners)

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 August 2020

Menjaga Kepercayaan Jadi Prioritas

Naskah: Purnomo Foto: Fikar Azmy

 

Siapa yang tak kenal Kartika Mirda? Perempuan yang memiliki banyak pengalaman menjadi pengacara di berbagai kantor hukum terkemuka dan beberapa perusahaan swasta ini sudah tak diragukan lagi keahliannya dalam menangani masalah hukum.

Keahlian dan pengalaman yang telah terbukti mencakup berbagai masalah hukum di bidang hukum umum, bisnis, komersial, perusahaan, investasi, kebangkrutan, pemulihan utang, kekayaan intelektual, tenaga kerja dan pekerjaan, perkawinan dan keluarga, serta masalah litigasi telah dikuasainya.

Memulai kariernya setelah tamat kuliah dari Fakutas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, dengan bekerja di kantor Amir Syamsudin and Partners pada 1998 tak menyurutkan niat Kartika untuk menjadi lawyer.

Kala itu, ia memulainya sebagai asisten pengacara dan terus bekerja mendapat pengalaman di kantor tersebut. Setelah itu, bergabung di beberapa law firm, kemudian menjadi legal di beberapa perusahaan. Pada 2005, ia mulai membuka kantor hukum sendiri, yakni Law Offices Kartika Hermawan & Partners. Hal itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan, yaitu sebagai seorang istri dan ibu harus mempunyai banyak waktu di rumah. “Suami, sesama alumni Fakultas Hukum Unpad, mendukung agar punya banyak waktu untuk keluarga,” ujar Kartika kepada Men’s Obsession.

Kantor pertama yang didirikan, yaitu di-hire menjadi legal in house di kantor perusahaan milik Prabowo Subianto pada 2005 sampai 2010 dengan menyewa gedung sendiri pada 2010.

Setelah itu, mulai mempunyai banyak klien dan mayoritas orang asing. Karena mempunyai kemampuan di situ, akhirnya ia dipercaya oleh klien asing, mulai dari investasi di Indonesia, semua urusan legalitas, menjadi penasehat hukum legal consultant-nya.

Tak sampai di situ, pada 2014 di International Law Firm pusatnya di Luxembourg di Eropa, kantornya semakin banyak dipercaya klien asing.

Meski semakin bertambah klien, namun tidak semua klien diambil olehnya, hanya yang diyakini untuk dijadikan mitra, yaitu kliennya harus mengikuti aturan Indonesia. “Saya bekerja terutama untuk memanfaatkan ilmu yang ada, memberi manfaat kepada klien, tetapi harus tetap punya waktu bagi keluarga,” ungkapnya.

Kalau disinggung siapa sosok inspirasi pengacara yang diidolakan, ia menyebut nama Amir Syamsudin. Menurut Kartika, Amir sosok pengacara yang sangat bijaksana, tenang, dan pintar mengendalikan emosi. Selain Amir, pengacara wanita inspirasinya adalah Kartini Mulyadi, pengacara yang bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Ditanya soal kualitas yang harus dimiliki oleh pengacara yang baik, Kartika dengan gamblang menjawab, memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia juga harus yakin bisa menyelesaikan kasus dan juga meyakinkan klien bahwa kasus bisa tertangani dengan baik. “Harus berintegritas tinggi dan amanah agar klien memercayai kita,” tuturnya.

Soal tantangan terbesar dan momen up and down yang dihadapi selama bekerja sebagai seorang pengacara, ia menjalani tantangan itu sendiri. Baginya, semua peristiwa yang dihadapi sebagai bagian dari proses pembelajaran diri.

“Sehingga, kita bisa tangguh dan pintar menghadapi masalah. Bagi saya, kalau saya bisa membantu klien menyelesaikan masalahnya itu merupakan kepuasan tersendiri,” ungkapnya. Tak hanya itu, dalam menghadapi krisis pada masa pandemi Covid-19 dan era New Normal saat ini, profesionalisme seorang lawyer tak hanya diuji dari segi mental, tapi juga kekuatan untuk bertahan.

Untuk itu, ada beberapa tips yang dimilikinya agar pengacara tetap eksis di tengah situasi seperti ini. Ia melihat, pandemi Covid-19 ini memang semua terkena imbasnya, terutama klien.

Income mereka menurun, mereka bingung bagaimana membayar tagihan dan pegawai. Pada masa seperti ini, lanjut Kartika, yang dilakukan pertama kali adalah berusaha membuat klien tidak panik. Sebab, situasi seperti ini semua orang pasti tidak menginginkan.

Untuk itu, ia mengimbau bersama- sama menghadapi masalah tersebut, bagaimana solusinya, apa yang harus dilakukan, supaya pada masa ini tidak jatuh. Keduanya, harus saling merangkul.

Hal itu dapat membantu klien bagaimana membantu kondisi keuangannya jangan sampai jatuh semaksimal mungkin atau tidak sampai PHK karyawan. “Diajak duduk bersama berunding. Nanti setelah melewati masa ini, semua diharapkan kembali normal,” tutur Kartika.

Berbicara soal bidang kasus yang ditangani dan strategi andalan seperti apa yang dilakukan untuk menangani ataupun memenangkan kasus, ia menuturkan pengalamannya. “Law firm kami berusaha untuk menjaga kepercayaan klien. Kami harus dapat memberikan solusi hukum kepada mereka,” ungkapnya. Pada prinsipnya, sambung Kartika, bagaimana caranya membantu klien dalam menyelesaikan masalah seefisien mungkin. Sehingga, kedua pihak sama-sama diuntungkan.

Satu hal yang tak kalah penting adalah bagaimana menularkan semangat kepada generasi muda agar terus belajar untuk memahami profesi dan mengetahui ilmunya. Kalau tidak belajar, ilmu yang didapat tidak berkembang, bagaimana bisa membantu orang lain.

Ia juga selalu menyarankan untuk belajar dari buku atau melalui orang lain. Selain itu, jangan pernah merasa hebat. Menurutnya, kalau sudah merasa hebat, orang itu tidak akan bisa lagi menghargai orang lain.

Begitupun dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain, ia harus menjaga sikap agar orang tersebut tidak diremehkan. Karena keberhasilan yang didapat pasti bukan karena diri sendiri, pasti ada bantuan orang di sekitarnya, itu yang dinamakan tim. “Tidak ada orang yang hebat sendiri. Anak muda egonya tinggi,” ungkap Kartika.

Ia mengaku sering meminta bantuan tim bersama-sama karena terkadang walaupun suatu kasusnya sama, penanganannya berbeda, orang yang dihadapi juga beda. Jadi, harus belajar dan meng-up grade-skill.

Menutup pembicaraan, ia mengingatkan kalau ingin berhasil di karier, keluarga harus mendukung, itu membuat spirit yang bagus. Jika mereka tidak rida, efeknya bekerja menjadi tidak maksimal. “Kalau keluarga sudah mendukung kita, dengan sendirinya manajemen semakin bagus. Jadi, antara karier dan keluarga harus seimbang.” pungkas perempuan ramah ini.