Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. (Rektor Universitas Lambung Mangkurat)

Oleh: Syulianita (Editor) - 16 June 2020

Terapkan Strategi Jitu Hadapi Masa Pandemi

Naskah: Gia Putri Foto: Sutanto

 

Pandemi Covid-19 telah membuat hampir seluruh kampus di Indonesia close down sejak pertengahan Maret 2020. Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof. Sutarto Hadi melakukan sejumlah strategi agar perguruan tinggi terbaik di Kalimantan dengan akreditasi A itu dapat beradaptasi dengan era ketidakpastian ini.

 

Di tengah mewabahnya virus Corona baru Covid-19, belasan ribu mahasiswa ULM tercatat aktif mengikuti kuliah online atau daring. “Kami sudah melakukan lock down kampus sejak 16 Maret 2020,” ungkap Prof. Sutarto dalam wawancara virtual bersama Men’s Obsession.

Awalnya, peniadaan kuliah tatap muka diterapkan hingga 27 Maret 2020. Namun, menyikapi situasi pandemi virus Corona yang semakin mengkhawatirkan, ia memperpanjang kuliah daring hingga akhir semester genap tahun akademik 2019/2020. Bekerja dari rumah (work from home) berlaku bagi seluruh staf tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan civitas akademika ULM. Sehingga, dosen pun diminta tetap menjalankan kegiatan perkuliahan secara daring. Begitu pun mahasiswa diharapkan tetap aktif mengikuti perkuliahan melalui penugasan- penugasan yang diberikan oleh dosen secara jarak jauh tersebut. “Perkuliahan harus tetap berjalan normal untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) mahasiswa agar tidak terganggu pada saat pandemi ini,” ujarnya.

Prof. Sutarto memberikan keleluasaan kepada dosen untuk menggunakan beberapa mode pembelajaran, mulai dari melalui aplikasi Simari ULM, menggunakan aplikasi Google Meet, Zoom, e-mail, hingga Whatsapp. “Alhamdulillah, pelaksanaan sistem daring ini berjalan lancar. Akses internet juga ternyata cukup bagus sampai ke desa-desa, memang ada yang mengeluh soal kuota. Namun, Kemendikbud telah menyediakan akses gratis kuliah online. Kami juga memberikan subsidi kuota kepada mahasiswa, bekerja sama dengan beberapa operator,” terang Prof. Sutarto.

Dalam masa bekerja dan belajar dari rumah saat ini, sambungnya, civitas akademika diminta tetap memerhatikan ketentuan pada surat edaran rektor tanggal 1 April 2020 tentang langkah- langkah pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Sistem kuliah daring sejatinya sudah mengakomodasi kebijakan Rektor ULM yang mendorong perkuliahan sistem jarak jauh tersebut. Sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0. “Sebelum terjadi pandemi, ULM sudah mengembangkan blended learning, yakni mengkombinasikan konvensional atau face to face dengan pembelajaran online,” jelasnya.

Dalam hal tersebut, ULM telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam The Support to the Development of Higher Education of Higher Education Project atau Proyek 7 in 1 yang didanai oleh Islamic Development Bank (IDB) dan Saudi Fund and Development (SFD), di antaranya Universitas Negeri Surabaya (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

“Jadi, mahasiswa mereka bisa mengambil mata kuliah yang sesuai dengan program unggulan kami di bidang kajian lahan basah,” tambahnya.

Lebih lanjut Prof. Sutarto menuturkan, ULM telah melaksanakan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dan seleksi bersama perguruan tinggi negeri (SBMPTN).

“Jumlah mahasiswa baru tahun ini cenderung meningkat dibanding tahun- tahun sebelumnya. Mereka berasal berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari Thailand, Filipina, Turkmenistan, dan Malaysia. Ini tak lepas dari promosi yang kami lakukan selama ini dan beberapa pameran yang kami ikuti, baik di kancah regional maupun global,” paparnya.

Menariknya lagi, pandemi membuat ULM untuk pertama kali dalam sejarah menggelar wisuda secara daring tanpa kehadiran wisudawan/wati.

“Kami tak berani mengambil risiko menggelar wisuda secara konvensional. Memang ada protes karena wisuda kan momen bersejarah. Oleh karena itu, setelah pandemi usai, kami akan mengadakan wisuda raya selama seminggu,” beber Prof. Sutarto.

Meski ruang gerak serba dibatasi, tetapi tidak menghalangi ULM untuk menggali potensi hasil hutan nonkayu menjadi produk yang siap dipasarkan. Melalui Pusat Unggulan Iptek Inovasi Teknologi Komersialisasi Manajemen Hutan dan Lahan Basah (PUI PHLB) dan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT), kampus kebanggaan urang banua tersebut membuat hand sanitizer dari hasil hutan bukan kayu, yaitu kayu manis serta cairan disinfektan dari ekstrak limbah kayu manis dan cuka kayu galam.

Dalam kegiatan sosial peduli Corona, kedua produk berbahan herbal tersebut dibagikan kepada kelompok masyarakat dan tempat yang paling terdampak. ULM juga telah menciptakan bermacam produk herbal yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk menghadapi pandemi ini, di antaranya Bitter Honey, Forest Tea manis, 3G Honey, dan Ekstrak Kayu Bajakah yang bisa menyembuhkan kanker. Untuk membangkitkan semangat para dosen ULM, Prof. Sutarto memberikan insentif kepada pada dosen dan mahasiswa yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak.

“Apalagi kalau mereka menulis hasil penelitiannya dalam publikasi internasional atau buku. Ini membuktikan pihak rektorat hadir di tengah mereka,” ujarnya.

Ia juga mendorong para dosen muda untuk meraih gelar profesor. “Ini perlu dipersiapkan agar estafet kepemimpinan setelah saya bisa berganti kepada mereka. Hal ini tak lepas agar ULM dapat mempertahankan akreditasi A, meraih akreditasi internasional, dan pusat unggulan IPTEK kami bisa diakui dunia, minimal di Asia Pasif ik,” tandas Prof. Sutarto.

Menutup pembicaraan, ia menguntai pandemi ini harus dilawan dengan menerapkan new normal, yakni mengedepankan protokol kesehatan agar dapat beraktivitas kembali secara aman, nyaman, dan produktif.

“New normal membuat kita terbiasa bekerja sendiri tanpa harus berkumpul, sehingga lebih efektif, kita bisa lebih banyak membaca literatur terbaru, dapat quality time bersama keluarga, dan bisa melakukan hobi-hobi yang sempat terabaikan karena kesibukan. Kita harus tetap semangat, jangan cemas karena setiap musibah, pasti ada hikmahnya,” pungkas Rektor ULM dua periode ini.