Obsession Awards 2020; Best Professional

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 April 2020

 

Ariawan Gunadi

Pimpinan Yayasan Tarumanagara dan Grup Usaha Tarumanagara

 

Naskah: Sahrudi Foto: Edwin B.

 

Muda, energik dan cerdas. Begitu kesan pertama ketika mengenal Asisstant Professor Dr. Ariawan Gunadi., S.H.,M.H. Sosok yang pernah mengejutkan Universitas Indonesia (UI) tahun 2012 lantaran meraih gelar Doktor bidang hukum perdagangan internasional di usia sangat muda, 27 tahun! Sulung dari 3 bersaudara kelahiran Jakarta, 19 Maret 1985.

 

Penerima Award Best Profesional ini di usia 35 tahun telah membuat prestasi tersendiri dengan menjadi sosok profesional multitalenta. Ia menjadi figur yang mampu mengombinasikan profesinya sebagai seorang pengajar, Chief Executive Officer (CEO)/Komisaris Perusahaan, Pengurus Yayasan, dan lawyer.

 

Itu semua dilakukan sejak ia dipercaya untuk menjadi Pimpinan Yayasan Tarumanagara yang membidangi antara lain pendidikan dan kesehatan seperti Universitas Tarumanagara, Sekolah Tinggi Kesehatan Tarumanagara dan Tarumanagara College serta usaha lain di bidang rumah sakit seperti Rumah Sakit Royal Taruma, Perusahaan property dan unit bisnis lainnya. Ketika itu Ariawan dituntut untuk mampu melaksanakan semua peran di setiap lini usaha yang dinaungi yayasan tersebut.

 

Di satu sisi ia menjadi komisaris atau CEO di Perusahaan, Pengurus yayasan, disisi lain ia tampil sebagai dosen S1, S2 dan S3 hingga menjadi Wakil Rektor 3 Universitas Tarumanagara. Kemudian di bagian lain, ia juga masih menyempatkan diri terjun sebagai Praktisi hukum/lawyer. Hebatnya, semua peran itu dilakoninya secara profesional dan idealis. Ia bisa melakukan itu karena prinsip hidup yang ia pegang sejak masih kuliah, yakni harus berani kerja keras, multitasking dan harus berani disiplin serta tidak menyerah pada keadaan sekalipun.

 

Ariawan Gunadi yang seringkali tampil di event Internasional seperti di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan negara-negara Australia serta Asia mengatakan bahwa nilai penting bagi dirinya ketika menjalani semua profesinya itu, yakni harus bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Karena itulah ia juga mencurahkan segenap kemampuannya untuk berkiprah bagi kemanusian dan Profesional. Banyak kejadian yang bisa menggambarkan sikap Ariawan tersebut. Misalnya ketika sebagai pimpinan Yayasan Tarumanagara, tak jarang ia harus turun tangan membantu jika ada mahasiswa cerdas yang berasal dari keluarga tidak mampu namun memiliki kemampuan akademik yang baik.

 

Ia bercerita, pernah suatu ketika datang orang tua mahasiswa yang secara ekonomi di bawah standar dan meminta keringanan uang kuliah kepada Universitas. “Karena kita diserahi untuk menjawab keluhan si orang tua itu. Setelah melakukan sejumlah langkah akhirnya kita berikan solusi agar anak itu dapat terus kuliah,” tuturnya. 

 

Ariawan memiliki prinsip semua anak harus bisa kuliah. “Apalagi anak-anak yang cerdas, sedih rasanya kalau ada anak pintar tidak bisa melanjutkan pendidikan,” ujarnya seraya menambahkan bahwa sikapnya itu tak lepas dari pengalaman masa kecilnya yang bisa dikatakan penuh perjuangan. “Saya pernah merasakan sulitnya dulu bekerja mencari biaya sekolah,” kenang Ariawan.

 

Bahkan jika ada mahasiswanya yang terkena bencana alam semisal gempa, pihaknya memastikan untuk selalu membantu si mahasiswa itu jangan sampai putus kuliah. “Kalau perlu kita berikan perhatian,” imbuhnya. Itu dalam kapasitasnya sebagai seorang pendidik. Sementara sebagai seorang Pimpinan/pengurus Yayasan yang menaungi Rumah Sakit Royal Taruma yang berada di bawah naungan Yayasan Tarumanagara, Ariawan juga kerap melakukan hal serupa. Rumah Sakit Royal Taruma mengkombinasikan antara Pelayanan kesehatan dan sosial kemanusiaan.

 

"Kita dan Direksi terus menerus bekerja keras meningkatkan pelayanan dan infrastruktur untuk menjadi one stop centre pelayanan Rumah Sakit di Jakarta Barat sambil mengedepankan konsep Sosial membantu masyarakat lewat CSR kita," terangnya. Kemudian sebagai lawyer ia juga memiliki prinsip tak beda. Ia mendirikan sebuah firma hukum yang dirancang selain untuk firma hukum sebagaimana adanya, juga untuk membantu masyarakat miskin guna mendapatkan hak-hak hukumnya ketika berperkara.

 

“Saya mendirikan law firm pribadi tujuannya untuk membantu masyarakat. Saya cukup puas jika dapat membantu masyarakat. Misalnya mereka yang terlibat kasus-kasus perdata dan bisnis tapi tak punya uang maka kami akan bantu, probono,” tegas pria yang juga aktif di sejumlah lembaga bantuan hukum di luar law firm pribadinya.

 

Ada kebahagiaan tersendiri bagi seorang Ariawan jika ia juga dapat membahagiakan orang lain ketika melaksanakan tugas. Padahal, kalau saja ia mau tidak peduli terhadap persoalan sosial yang ada, hal itu bisa saja dilakukan. Dengan kapasitasnya sebagai ahli hukum perdagangan internasional, Ariawan tentu banyak dicari untuk mengurusi kasus-kasus perdata dengan nilai kontrak yang sangat tinggi. Tapi itu bukan tipikal seorang Ariawan.

 

Bagi seorang Ariawan yang pernah bertemu berada satu panggung dengan Sekjen PBB di beberapa waktu lalu, ini kebahagiaan hidup adalah ketika ia bisa memberikan sesuatu yang dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Meskipun ia tidak menafikan sisi bisnis dalam menjalankan tugas- tugasnya tersebut. Tapi, seperti selalu disampaikannya, hidup adalah keseimbangan untuk berbagi bagi semua dan sesama kita.