Oleh: -

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Dok. PERURI

 

Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) terus melaju pesat menjadi perusahaan yang siap melayani kebutuhan mata uang negara. Dengan berbagai inovasi yang dikembangkan, perusahaan plat merah ini sukses mencatatkan kinerja positifnya, baik dari sisi keuangan dan juga pemeliharaan aset, serta produk yang dikembangkan. Bahkan, Peruri kini sukses mengembangkan produk bisnisnya merambah negara luar dengan mengekspor paspor ke Sri Lanka.

 

Selama tahun 2018, kinerja keuangan Peruri bisa dibilang cukup positif, yaitu meraih pendapatan usaha konsolidasian sebesar Rp3,20 triliun, turun 8,10% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp3,48 triliun. Laba usaha konsolidasian sebesar Rp448 miliar, turun 10,11% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp498 miliar. Laba bersih konsolidasian sebesar Rp288 miliar, turun 29,22% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp406 miliar. Adapun total aset tercatat sebesar Rp5,05 triliun, naik 8,36% jika dibandingkan dengan 2017 yang mencapai Rp4,66 triliun.

 

Tak bisa dipungkiri, setiap tahun kinerja Peruri fluktuatif karena memang sangat bergantung kepada penugasan pencetakan uang dari Bank Indonesia. Di mana kontribusi cetak uang terhadap kinerja Peruri sebesar 60% sampai dengan 70%. Namun dengan totalitas dan keterbatasan itu, Peruri secara keseluruhan masih mencatatkan kinerja yang positif pada 2018 walaupun mengalami penurunan jika dibandingkan pencapaian 2017. Penurunan kinerja 2018 tersebut proposional seiring dengan menurunnya pesanan produk uang NKRI karena di awal tahun masih menyelesaikan carry over tahun sebelumnya. 

 

Ke depan, Peruri semakin optimis untuk mengembangkan bisnisnya ke arah lebih baik. Hal itu ditandai dengan disahkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2019 oleh Presiden Joko Widodo. PP baru ini membuka peluang Peruri untuk menjalankan bisnis digital dan melaksanakan optimalisasi aset yang belum diatur secara tegas di dalam PP sebelumnya. Selain mencetak uang negara, Peruri juga ditugaskan membuat dokumen negara yang memiliki fitur sekuriti berupa dokumen keimigrasian dan benda materai sehingga dokumen keimigrasian kembali menjadi captive market bagi Peruri.

 

 

Menuju Bisnis Digital

 

Dalam mempersiapkan perubahan ke arah digital, Peruri juga telah bergegas menyusun roadmap bisnis dari bisnis konvensional (secure printing) menuju bisnis digital (end to end digital security services). Dalam peralihan teknologi ini bukan hanya alat produksi saja yang menjadi fokus perusahaan, tetapi Peruri telah bergerak dalam bidang penyedia jasa sistem keamanan transaksi digital melalui anak perusahaan, yaitu PT Peruri Digital Security (PDS). Bahkan, pada April 2018 PDS telah mengakuisisi perusahaan pencetak kartu (smart card) PT Cardsindo Tiga Perkasa dengan saham sebesar 55%. 

 

Selain itu, pengembangan produkproduk digital melalui Strategic Business Unit (SBU) Digital Security sedang disiapkan. Termasuk dalam bidang digital security platform, di mana Peruri siap menjamin keaslian dan keamanan suatu produk melalui line-up produk baru, di antaranya Peruri Code, Peruri Trust, dan Peruri Sign. Di luar itu, Peruri juga konsen melaksanakan tanggung jawab sosial. Misal, melaksanakan program kemitraan dan program bina lingkungan (PKBL). 

 

Sepanjang 2018, PKBL Peruri melalui program kemitraan telah menyalurkan dana kemitraan sebesar Rp19,2 miliar kepada 350 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan PKBL Peruri. Pada tahun ini Peruri juga telah meresmikan Rumah Kreatif Karawang (RKK) untuk mendorong kemandirian dan pengembangan UMKM yang berlokasi di Jalan Raya Teluk Jambe, Kabupaten Karawang.