Anton Y. Nugroho (Direktur Keuangan PT Waskita Beton Precast Tbk) Menjaga Cash Flow Positif Perusahaan

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 April 2019

Naskah: Giattri F.P. Foto: Sutanto

"Dalam hidup, filosofi yang selalu saya pegang dan jalankan seperti yoyo yang dapat bergerak ke segala arah. Sehingga, apa yang ada di dalam arah perusahaan ini, saya bisa ikuti. Dan, yang terpenting apa yang saya lakukan memberi manfaat kepada semua orang."

 

Beberapa waktu lalu, Men’s Obsession mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Direktur Keuangan PT Waskita Beton Precast Tbk/WSBP Anton Y. Nugroho. Pria ramah dan humoris tersebut membuka perbincangan dengan menguntai perjalanan kariernya. Pada 1994, ia pertama kali bekerja di PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Tahun 1995 sebagai Kepala Seksi dan tahun 1999 sebagai Kepala Bagian Keuangan & SDM (Divisi Sarana Papan). Tahun 2003, ia dipercaya sebagai Kepala Bagian Keuangan & SDM (Wilayah 2 Jakarta). Kariernya terus meroket, pada 2012, ia menjadi Kepala Bagian Keuangan (Pusat) dan pada 2013 menjadi Sekretaris Perusahaan. Kemudian tahun 2015, ia mengemban amanah menjadi Direktur Keuangan & SDM di WSBP. “Kami mempersiapkan initial public offering (IPO), mendapat dana dari masyarakat sekitar Rp5,16 triliun, itu digunakan untuk pengembangan bisnis, modal kerja, dan investasi pengembangan pabrik,” tuturnya.

 

Hebatnya, dana hasil IPO yang diperoleh WSBP merupakan jumlah terbesar di ASIA. Apalagi pada saat penawaran awal, saham WSBP kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 3 kali. Di tahun 2016, ia diamanahi menjadi Direktur Pengembangan Bisnis & SDM. “Tahun 2018 saya kembali lagi jadi Direktur Keuangan,” tambahnya. Kepercayaan tersebut pun tak ia sia-siakan, ia bertekad terus menjaga cash flow positif perusahaan. Kerja kerasnya berbuah manis. Sepanjang 2018, WSBP berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp8 triliun. Angka ini naik sebesar 13 persen dibandingkan pendapatan usaha sepanjang 2017 sebesar Rp7,1 triliun. Selain itu, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau naik sebesar 10 persen dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun. 

 

Sementara, dari sisi perolehan nilai kontrak baru pada 2018 sebesar Rp6,66 triliun atau 102 persen dari target NKB 2018 sebesar Rp6,56 triliun. "Pada 2018, arus kas dari operasional perusahaan surplus Rp1,8 triliun. Penerimaan termin yang masuk sepanjang tahun 2018 sebesar Rp11,4 triliun,” ungkap Anton. Dari sisi debt, WSBP tidak hanya mampu menurunkan utang usaha, tetapi juga menurunkan utang dari bank. “Strategi WSBP adalah meningkatkan penerimaan kas dengan mengoptimalkan penagihan piutang usaha sehingga collection periodenya saat ini di bawah 120 hari dan menjaga DSCR selalu di atas 1,” terang penggemar pecel itu. 

 

Tak kalah penting, Anton juga mengoptimalkan enterprise resource planning (ERP), tidak hanya dalam menyusun laporan keuangan, tetapi saat ini tengah mempersiapkan ERP untuk dipakai secara live dalam menyusun laporan produksi, laporan pemasaran, yang dilakukan di setiap unit kerja. Memasuki tahun 2019, Anton mengatakan, WSBP membidik pertumbuhan laba sebesar 10 persen dibandingkan pencapaian di 2018 serta memperoleh kontrak baru senilai Rp10,39 triliun. “Saya optimistis target tersebut akan tercapai,” tegasnya. Sejumlah jurus jitu pun disiapkan, seperti dari sisi produksi, antara lain optimalisasi bisnis eksisting: melakukan efisiensi biaya produksi, akuisisi perusahaan penyedia bahan baku, memproduksi produk baru yang lebih kompetitif, dan melakukan kontrak payung dengan pihak ketiga.

 

 

“Strategi yang kami lakukan untuk menggenjot kinerja adalah dengan terus mengembangkan produk baru, antara lain rumah precast, tiang listrik beton yang diproduksi di Sadang, serta sleeper railway,” terangnya. WSBP, lanjut Anton, pun akan memperluas pasar eksternal sekitar 50 persen. “Kami juga akan menjaga sinergi dengan Grup Waskita terkait proyekproyek pengembangan bisnis. Integrasi bisnis dimulai dari hulu hingga hilir ini akan berdampak terhadap kenaikan margin keuntungan perseroan dalam jangka panjang. Integrasi bisnis akan dilaksanakan dengan mengakusisi perusahaan penyedia bahan baku produksi, seperti pabrik strand & joint plate, dan lainnya,” imbuhnya. 

 

Tak hanya itu, sambung pria berdarah Jawa ini, diversifikasi usaha juga dilakoni dengan menambah lini bisnis baru untuk menguasai supply chain. Meningkatkan competitive advantages dengan memperkuat struktur permodalan, menguasai raw material, dan lainnya. Anton juga mengatakan, kini pihaknya tengah mempersiapkan WSBP untuk menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun yang akan digunakan untuk menambah kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) dan modal kerja tahun ini. Anton mengaku, salah satu tantangan terbesar bagi WSBP adalah competitiveness dan diferensiasi pasar eksternal. Saat ini WSBP tengah menginisiasi kerja sama dengan perusahaan global dari China untuk menangkap peluang di pasar Asia. Saat ini salah satu plant WSBP, yaitu Plant Gasing sudah menggunakan sistem pengering autoclave untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan precast. 

 

Menutup pembicaraan ia mengungkapkan obsesinya, WSBP bisa semakin tumbuh menjadi perusahaan yang multibisnis, tentunya selalu menjaga rasio keuangan yang sehat, dan memiliki kemampuan menyediakan dana untuk belanja modal serta modal kerja untuk operasi bisnis WSBP ke depannya, sehingga cepat untuk menangkap peluang usaha/pasar yang ada. “Bersama dengan jajaran Direksi, kami ingin WSBP terus bertumbuh dan menjaga WSBP menjadi perusahaan yang terdepan di bidang manufaktur beton precast, readymix, dan didukung oleh unit bisnis yang terhubung dengan bisnis utama ke depannya,” tambahnya. Tak lupa, ia juga menuturkan kunci sukses dalam bekerja ada 3 hal, yaitu harus visioner dan kompeten, mempunyai keberanian mengeksekusi, dan bila hasil/result tidak sesuai harapan maka mau mencoba lagi. “Orang yang tidak visioner tidak akan berani mengeksekusi. Sebaliknya, orang yang visioner, tetapi tidak ada keberanian mengeksekusi ini hanya akan menjadi anganangan. Jadi, harus mengawinkan perencanaan ke depan, keberanian mengeksekusi, dan menghargai hasil/result,” pungkasnya.