Togetherness

Oleh: Giatri (Editor) - 13 March 2018

Sejak reuni akbar tahun 2013 silam, hampir tidak ada aktivitas yang dilakukan IKASSRI. Jeda yang cukup panjang. Kemarin, IKASSRI kembali menunjukkan gaungnya dalam bentuk pameran seni rupa bertajuk ‘Togetherness’.

Togertherness atau dalam bahasa indonesia diartikan sebagai kebersamaan, merupakan salah satu kata yang muncul ketika pertemuan pertama dalam menggagas pameran IKASSRI. Kebersamaan adalah bentuk upaya pembacaan atas lahir dan berkembangnya IKASSRI sebagai ikatan alumni sekolah seni rupa baik dalam wujud karya, wacana, maupun ikatan yang terjalin atas dasar kebersamaan. 

Togetherness yang dimaknai sebagai kebersamaan tidak semata-mata untuk mengungkapkan hal yang sama. Meskipun ikatan yang terjalin sebagai alumni dilatar belakangi oleh kesenadaan dalam menempuh pendidikan di masa lalu, anggota IKASSRI memiliki keberagaman cara dalam menciptakan karya-karyanya.

Keberagaman tersebut justru memberikan varian gagasan dan bentuk dalam melahirkan sebuah karya hingga menciptakan identitas masing-masing.

Togetherness hadir sebagai upaya untuk mengumpulkan keberagaman tersebut yang dibalut dalam situasi kebersamaan, diwujudkan dalam bentuk pameran seni rupa. Saya berharap kiranya para anggota IKASSRI berperan aktif dalam memunculkan gagasan dalam menciptakan dan mengelola kreativitas,” tutur Dunadi Ketua IKASSRI.

Ketua Panitia Pameran Seni Rupa IKASSRI 2017 Alie Gopal mengungkapkan pada gelaran pertama, tema ‘Togetherness’ lebih pada upaya mengumpulkan kembali alumni untuk tidak lupa berkarya. Banyak alumni sudah belasan tahun tidak berkarya karena kesibukan kerja dan muncul kerinduan saat Alie memberikan kabar tentang rencana pameran tersebut.

“Rencananya ke depan kegiatan serupa akan digelar secara berkala dengan tema yang berbeda-beda pula. Ini sangat penting agar ikatan antaralumni selalu terjalin, membentuk akar-akar yang kuat hingga dapat menyangga pohon besar supaya tetap berdiri kokoh,” pungkas Alie.

 

Pameran yang dihelat di Pendhapa Art Space, Yogyakarta ini diikuti 72 seniman alumni Sekolah Senir Rupa Indonesia (SSRI)/ Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) lintas angkatan, yakni sebagai berikut: Achmad Masih, Agoes Jumianto, Agung Suroso, Agus Kartiwa, Ahmad Supono PR, Akbar Linggaprana, Alie Gopal, Aloysius Untung Basuki, Amboro Liring, Ampun Sutrisno, Ashari, Bambang Sukono Wijoyo, Benediktus Susyanto Mulyo, Beni Rismanto, Bodhy Trisyanto, Djoko 'Bob' Sudarwo, Dody Triharyanto, Dunadi, Dwi Febri Sariyanto, Dwi Haryanta, Evrie Irmasari, G. Tatang, Maruto Paksi, Haryanto Hary, Heru Unthantoro, Indah Mulyani, Irwan Guntarto, Iskandar SY, Ismanto Wahyudi, Januri, Karte Wardaya, Kelik Darmianto, Ki Mujar Sangkerta, Klowor Waldiyono, Liek Soeyanto, Lukman Van Gogh, Mahyar Suryatman, Muhajirin, Nadia Diandra, Nanang Widjaya, Nunung Rianto, Nurbaito, Petrus Herjaka, Picuk Siwi Asmara, Prass Hadi, Probo Wulandari, Rismanto, S. Bono Pinten Tangsen, Sigit Handari Wibowo, Sigit Supradah, Sihono, Soeharto PR, Subakir, Subandi, Giyanto, Sumadi, Sumarwan Marwan, Supantono Suwarno, Suyanta Mhazyanta, Titiek Sundari, Totok Buchori, Wantiyo, Warli, Haryana, Watie Respati, Wijayanto, Wiwiek Poengki, Wiyadi, Wuritual, Yaksa, Yamiek Suharyatno, Yantoto Warno, Yosi Chatam, Yun Suroso, Yundhi Prayitno.