Ade Fitrie, Peran Mulia Sang Bintang

Oleh: Syulianita (Editor) - 05 June 2017

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

 

Sebelumnya dikenal sebagai salah satu pesinetron di tanah air, Ade Fitrie Kirana memilih mundur perlahan-lahan dari dunia yang membesarkan namanya itu. Ia ingin lebih fokus pada kegiatan sosial , mengurus yayasan yang didirikannya serta menggeluti bisnis. Ya, Ia ingin hidupnya lebih bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak yang menjadi perhatiannya.

 

Saat ditemui di Distrikt Cafe di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Ade tampil berbeda. Ia tampak lebih anggun dengan busana muslim yang dikenakannya. Perpaduan busana putih dengan jilbab bercorak bunga-bunga berwarna pink sungguh mempermanis penampilannya sore itu. “Maaf yah saya telat, hari ini full meeting,” ia menyapa kami, tim Men’s Obsession dengan sangat ramah.

 

Kami pun larut dalam perbincangan. Meski baru kali pertama berjumpa dengannya, sungguh tak ada kesan canggung dan kaku, suasana pun mencair. Dengan ramah dan penuh antusias, Ade bercerita banyak mengenai kegiatan sehari-harinya yang cukup menyita waktu dan pikirannya. Matanya berbinar-binar saat bercerita betapa ia sangat mencintai kegiatan barunya sebagai penggiat sosial ini.

 

“Awalnya dari nongkrong, kumpul bareng, arisan, terus tercetuslah untuk mendirikan sebuah yayasan. Saya membuat Yayasan Perlindungan Perempuan dan Anak (YPPA) sebagai wadah untuk mereka juga, teman-teman saya yang mempunyai jiwa sosial tinggi. Di situlah kami bersatu,” Ade membuka percakapan.

 

Ade pun menjelaskan mengapa ia begitu concern terhadap pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Hal itu lantaran, ia ingin perempuan-perempuan di Indonesia bisa lebih mandiri dan lebih percaya diri menggali semua kemampuan yang dimilikinya untuk bisa lebih berkarya dan bermanfaat bagi sekitarnya.

 

“Apalagi perempuan itu kan pilar bangsa, di mana mereka yang melahirkan anak-anak sebagai generasi bangsa kita,” Ade berkata serius. Selain YPPA, kelahiran Bandung, 5 Januari 1982 ini, juga ternyata aktif di organisasi Perempuan Amanat Nasional (PUAN), ia bahkan menjabat Ketua DPC PUAN Jakarta Selatan.

 

 

Memilih mengurangi kegiatannya di dunia entertainment dan aktif di kegiatan sosial, telah menjadi panggilan jiwa baginya. Ia merasa ada kebahagiaan dan kepuasan tersendiri saat bisa membantu sesama dan bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat, “di situ saya benar-benar merasa terpanggil untuk bisa terus berbuat sesuatu untuk mereka,” ungkapnya tulus.

 

Selain sibuk dengan kegiatan sosial, Ibu dua anak ini, juga piawai berbisnis. Ia pandai betul melihat sebuah peluang. Bisnis restoran, Distrik Café yang dirintis bersama beberapa kerabatnya sejak tahun lalu ini, berawal dari kesukaannya makan dan kongkow dengan teman-teman serta arisan.

 

Sementara bisnis lain terpikirkan saat ia mulai berhijab dan mencari busana muslim yang sesuai untuk dirinya, ia pun mulai merancang sendiri busana-busana yang dikenakannya. Tak dinyana, banyak teman-temannya yang menyukai busana hasil rancangannya itu. Tanpa berpikir lama, Ade segera bergerak menjadikannya sebagai lahan bisnis. “Buat saya apapun itu yang bisa menghasilkan, insya Allah cari berkahnya, jalani saja,” ungkap Ade sembari tersenyum manis.

 

Ya, Ade adalah sosok wanita mandiri yang tangguh. Ia bahkan sudah merasakan bagaimana kerasnya hidup sejak masih kanak-kanak. Dan saat belia, di mana remaja seusianya sedang asyik bermain dan bermadu kasih, Ade justru sibuk dengan kegiatannya yang mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah, salah satunya dengan berkarier di dunia entertainment. Lelahkah ia? Tidak, ia tidak pernah merasa lelah. Justru ia merasa semangat. Apalagi sejak kecil, wanita berdarah Sunda – Palembang ini, adalah sosok yang sangat aktif dan tidak betah diam.  

 

Ke depan, ia masih memiliki mimpi-mimpi mulia, khususnya untuk kesejahteraan para perempuan Indonesia. Ia berharap bisa terus diberi kesempatan untuk berbuat lebih banyak lagi di ranah perempuan, maupun di lingkungan sekitarnya seperti saudara, sahabat, dan siapapun itu. “Kalau memang saya diberi kepercayaan dan saya bisa berbuat banyak lagi, insyaAllah mudah mudahan YPPA akan besar karena kita punya visi misi yang sangat jelas,” ia berkata tulus.

 

 

Hijrah Menjadi Lebih Baik

 

Ada yang berbeda dari penampilannya kini. Ia tampak lebih cantik dan anggun dengan hijab dan busana tertutup. Ya, baru sekitar tiga bulan lalu, Ade mantap mengenakan hijab meski awalnya begitu banyak godaan-godaan dan perdebatan batin. Tak sekadar busana yang membungkus tubuh dan hijab yang membungkus kepalanya, tak sekadar pakaian dan fashion. Sebab jauh dari lubuk hati yang paling dalam, Ade telah mantap untuk melangkah menuju jalan yang menurutnya lebih baik. Ia telah mendapatkan hidayah untuk berhijrah. “Karena buat saya hidup itu mau sampai kapan,” ucapnya lirih.

 

Ade mengenang, hidayah datang saat ia diingatkan akan kematian. “Saya melihat sahabat saya yang paling saya sayangi meninggal, kemudian kakak saya juga meninggal. Dan kejadian itu seketika mengingatkan saya akan kematian. Ya Allah, mungkin inilah jalannya, sampai akhirnya saya mantap berhijrah, saya mulai dengan berhijab. Bismillah. Dan jujur, dengan begini saya merasa ada satu keyakinan dan ketenangan batin yang tidak bisa saya ceritakan,” ujar Ade dengan mata berkaca-kaca.

 

Diakuinya, ini semua juga berkat dukungan penuh dan doa dari sang bunda yang tak pernah putus. Sang bunda yang tak pernah lelah mengingatkan dan mendoakannya sejak dulu, sang bunda yang tak pernah lelah mendukungnya, dan yang selalu ada untuknya. “Ini berkat doa dan perjuangan bunda saya juga. Perjuangan beliau itu luar biasa, baik dari segi agama sampai soal mengingatkan untuk makan karena saya suka susah makan. Ibu saya adalah superwoman yang benar-benar memotivasi saya,” pungkas bungsu dari tiga bersaudara ini.