Anies Rasyid Baswedan Langkah Sang Guru

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 28 March 2017

Naskah: Giattri F.P./Sahrudi, Foto: Istimewa

Tanggal 19 April 2017 akan menjadi momentum tersendiri bagi Anies Rasyid Baswedan dalam perjalanan karir dan  pengabdiannya. Memimpin DKI Jakarta atau tetap menjadi guru. Pastinya, tekadnya menjadi ‘pelita’, tidak akan pernah padam.

 

Semula, selepas tak lagi menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tak terpikir kalau ia akan maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2017. “Kalau orang tidak bermasalah hanya membayar pajak, siapa yang mengelola uang pajak? Kalau ada orang tak bermasalah masuk politik, kenapa dipermasalahkan?” ujarnya sembari tersenyum. Karena itulah mantan ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap maju sebagai calon Gubernur DKI karena Jakarta perlu diubah dan dirinya tidak menolak jika diminta mengambil tanggung jawab tersebut. Ada filosofinya dalam ‘bertarung’ di Pilkada ini yaitu tidak melihat kandidat lain sebagai lawan. “Lawan bukan musuh. Lawan apapun, sejatinya adalah teman. Lawan debat adalah teman berpikir. Lawan bertanding adalah teman bermain,” imbuh Anies.


Anies yang berpasangan dengan pengusaha muda papan atas, Sandiaga Uno, melihat ada hal yang jauh lebih penting untuk diperhatikan dari Jakarta selain soal pembangunan fisik, hal itulah yang menjadi dasar kenapa ia harus memutuskan untuk tampil sebagai kandidat gubernur.


“Kota ini adalah kota proklamasi, pusat kegiatan perekonomian, dan kota metropolitan ini harus bisa menjadi kota yang suasananya menyenangkan, suasananya bersahabat. Bukan saja bangunannya dibangun dengan tepat waktu, bukan saja kita memastikan fisiknya baik, tapi juga budayanya baik, masyarakatnya baik,” ujar Anies. Kami, lanjut Anies, akan teruskan semua bangunan-bangunan fisik. “Tapi yang tidak kalah penting kita ingin bangun budayanya, kita ingin bangun kualitas pendidikannya, kesehatannya,” sambung pengagas gerakan Indonesia Mengajar itu.


Anies tidak sekadar maju. Dia punya konsep dan program yang juga lebih maju. Bahwa fokus programnya adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan infrastruktur, itu tak terbantahkan. Namun demikian, ketersediaan lapangan kerja, pengendalian harga bahan pokok, serta ketersediaan air bersih di Jakarta juga menjadi isu utama jika berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017.  “Masalah yang paling sering disebut adalah nomor satu macet, banjir, tapi masalah nggak hanya itu. Harga bahan pokok, kesempatan kerja, dan masalah pembangunan manusia, kami bukan memperbaiki kota tapi memperbaiki warga kotanya,” ucapnya lagi.


Dalam memperbaiki kota dan warganya, Anies membawa program orisinal untuk diimplementasikan kelak seperti pengadaan rumah dengan skema KPR tanpa uang muka yang menghebohkan. Namun buat Anies programnya itu sangat realistis. Bahwa belum dikemukakan secara mendetail, tentu karena itu adalah sebuah program yang akan disampaikannya pada saat yang tepat.


“Rumah itu ada dua bentuk ada yang rumah tapak ada yang rumah susun. Karena itu kita katakan ini adalah bukan rumahnya, tapi ini pembiayaannya,” katanya. Bukan berarti dirinya akan membuat perumahan.


Ini, adalah program bantuan dari pemerintah agar warga Jakarta mudah memiliki aset rumah. Anies kembali menegaskan, melalui program ini, pemerintah nantinya akan membantu masyarakat untuk memiliki aset rumah. Bantuannya itu, berupa rumah tanpa uang muka.