DDHEAR, Ketika Folk Ballad dan Folk Blues Menyatu

Oleh: Giatri (Editor) - 13 June 2016

Naskah            : Giattri Fachbrilian Putri

Foto                : Edwin Budiarso

 

Apa jadinya Dialog Dini Hari (DDH), trio folk blues asal Bali jika “dikawinkan” dengan Endah N Rhesa, duo folk ballad asal Jakarta? Kedua kelompok musik tersebut melebur dan menamakan diri mereka sebagai DDHEAR. Konser Parahita pada 7 April 2016 di Graha Bakti Budaya (TIM) menjadi perayaan pertemuan mereka sekaligus mengenalkan mini album mereka “Parahita”.

Pukul 20.00 WIB, konser yang digelar atas kerjasama DDHEAR dan G Production ini dibuka dengan lagu 'Pohon Tua Bersandar', 'Temui Diri' dan 'Wish You Were Here’ yang disuguhkan tanpa jeda kepada hampir 700 penonton.

"Selamat malam, terima kasih yang sudah hadir. Ini akan menjadi konser dengan durasi terpanjang yang pernah kami lakukan. Dari awal sampai akhir, kalian tidak akan melihat kami tampil sendiri-sendiri dan akan ada kejutan-kejutan. Sekaligus mengenalkan mini album kami bertajuk ‘Parahita’" ungkap Endah.

Setelah ketiga lagu tersebut, 'Terang Berpijar Harapan’, 'Jalan Dalam Diam' dan 'Just Tonight' dimainkan estafet.

“’Terang Berpijar Harapan’, merupakan umpan Balik dari Endah N Rhesa dari lagu ‘Jangan Berhenti Engkau Bernyanyi’ ciptaan Mas Dadang,” ujar Endah.

Parahita yang diambil dari bahasa Sansekerta berarti upaya saling menyejahterakan, membahagiakan, serta memberi manfaat.

“Kalau bahasa sekarangnya simbiosis mutualisme dan kami pun saling belajar, berbagi bukan untuk gaya-gayaan. Kita hanya mencintai apa yang kita kerjakan dan membaginya kepada kalian," kata Dadang

DDH akhirnya membawakan lagu mereka 'Pelangi', satu persatu personel Brozio Ora, Deny Surya, Rhesa turun panggung. Panggung menjadi milik Dadang dan Endah, petikan melodi gitar keduanya memukau penonton.

Setelah beberapa saat, Brozio, Deny dan Rhesa kembali ke atas panggung untuk membawakan lagu 'Baby It's You', 'Aku Dimana' dan 'Pagi'. Pada lagu 'Aku Dimana', Brozio memainkan pianika.

Kejutan terjadi pada lagu 'When You Love Some One’, salah satu lagu andalan Endah N Rhesa yang banyak digemari, Brozio menjadi tokoh sentral. Pria yang dikenal sebagai bassis itu sukses membuat penonton terenyuh dengan suara emasnya, ia bernyanyi dan main keyboard tanpa cela! Endah kemudian masuk dan berduet dengan Brozio. Kemudian disusul yang lainnya.

“Abis Brozio nyanyi aku masuk jadi gak asik gitu,” canda Dadang yang disambut tawa penonton.

Mereka melanjutkan tembang 'Tentang Rumahku' dan 'No Tears From My Eyes’ yang menutup sesi satu. Tirai di tutup.

Di depan panggung, Bonita & The Hus Band yang bernyanyi hanya dengan menggunakan satu mic kondensor sebagai pembuka sesi berikutnya, mereka membawakan lagu 'Aku Dimana' milik DDH dan 'Remember Me' milik Endah N Rhesa. Kontan mendapat sambutan hangat dari penonton.

Usai Bonita & The Hus Band, DDHEAR kembali naik ke atas panggung, dengan tema berbeda, itu terlihat dari kostum yang mereka padankan sekaligus dua lagu secara berurutan dimainkan, 'Jangan Berhenti Engkau Bernyanyi' dan 'Liburan Indie’.

Pada lagu  'Oksigen' yang diaransemen, Brozio memperlihatkan kemampuan solo bassnya. Seakan tak mau kalah, Rhesa juga membalas dengan solo bass yang terdengar seperti jazz.

“Ini alasan kenapa DDHEAR diundang di Java Jazz Festival!” canda Dadang.

Lagu '360 Batu’ diselingi rima lagu ‘Sayonara’ menjadi penutup konser berdurasi dua jam itu, DDHEAR saling merangkul dan memberi hormat kepada penonton.

Lantas apa yang melatarbelangi terjadinya kolaborasi DDH + Endah N Rehsa?