Destinasi Tanpa Polusi

Oleh: Syulianita (Editor) - 08 April 2016

Naskah        : Sahrudi/dari berbagai sumber

 

Ada banyak alasan kita berlibur. Sekadar rileks, melepas kepenatan, menghindari rutinitas, atau ingin hidup di sebuah desa atau resor yang sehat. Kalau yang terakhir itu menjadi pilihan Anda, tak perlu khawatir. Ada sejumlah tempat sehat yang dapat menjadi destinasi Anda. Disebut sehat karena tempat-tempat tersebut tak pernah sekalipun terkotori oleh polusi. Sehingga udaranya benar-benar bersih. Tempat-tempat itu tak hanya ada di luar negeri tapi juga di dalam negeri, bahkan di Jakarta!
 

Kita mulai dari pulau paling Timur Indonesia yakni Papua. Tepatnya di Pulau Arborek yang terletak di Raja Ampat, Papua Barat. Dengan pantai yang bersih dan laut nan jernih, jauh dari sampah. Disini, jangan harap bisa menemukan kendaraan bermotor.

 

Bergeser sedikit ke bagian tengah Indonesia, Ada desa bernama Gili di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kawasan yang benar-benar bebas polusi kendaraan bermotor. Di kawasan yang terdiri dari tiga pulau indah yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, Anda bisa santai tanpa diganggu oleh seliweran kendaraan bermotor sama sekali. Karena sarana transportasi masyarakat disana adalah Cidomo, semacam kereta kuda khas Lombok. Lebih modern lagi adalah sepeda.

 

Jadi, jangan coba-coba bawa mobil, motor atau speedboat kalau tidak ingin ditegur mengingat warga setempat menerapkan aturan kepada semua wisatawan dan anggota masyakatnya untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor dalam melakukan aktifitasnya. Alasannya, supaya kelestarian alam terus terjaga dan kebersihan udara tetap terjamin.

 

Di provinsi tetangga NTB, tepatnya di Flores, Nusa Tenggara Timur, pun tak mau kalah. Disana ada Pulau Rinca yang disebut-sebut oleh para wisatawan sebagai surganya kegiatan trekking. Ada padang savana dengan trek dengan kontur naik turun serta meliak-liuk. Hanya untuk trekking, bukan bagi pengendara motor atau mobil!

 

Lanjut ke Pulau Jawa, mari kita kunjungi Pulau Sempu, di Malang, Jawa Timur. Ini memang pulau yang cukup sepi karena tidak berpenghuni. Tapi akan ramai di malam minggu dan malam liburan lainnya. Kesegaran udaranya mungkin tidak akan Anda temui di daerah lain. Udara yang bersih tercipta karena kesadaran para wisatawan yang datang kesana dengan berjalan kaki untuk menuju pulau tersebut.

 

Masuk ke Jakarta, ternyata ada juga pulau yang memiliki tingkat udara jernih yang sangat baik yakni Pulau Pari, salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu, Kabupaten Jakarta. Pulau kecil ini dijamin jauh dari kebisingan suara kendaraan bermotor dan Anda bisa menikmati pantai berpasir yang putih dan landai.

 

Di ujung Barat pulau Jawa, tepatnya di kawasan pegunungan Krakatau yang berbatasan antara Provinsi Banten dan Provinsi Lampung, ini karena tidak ada penduduk yang menetap disana. Sehingga benar-benar menjadikan gunung ini terbebas dari polusi kendaraan.

 

 

Giethoorn, Venesia dari Utara

Mengulas tentang daerah yang bersih dari polusi, maka Desa Giethroon mungkin tak terkalahkan. Betapa tidak, di wilayah yang ada di provinsi Overijssel, kotamadya Steenwijkerland, Belanda ini benar-benar super bersih. Kawasan yang sering disebut sebagai “Venesia dari Utara" atau "Venesia dari Belanda", ini benar-benar dijaga sebagai kota bebas polusi.

 

Di desa ini, jalanannya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan sepeda dan transportasi hanya menggunakan perahu. Karena lingkungannya dikelilingi oleh sungai-sungai nan jernih dan pepohonan hijau. Nyaris tanpa jalan raya. Bahkan tak mungkin Anda temui sampah sedikitpun disini. Jadi jangan heran kalau seluruh kegiatan di Giethoorn tidak menggunakan kendaraan bermotor. Kano, atau menyewa perahu adalah pilihan untuk Anda yang ingin berkeliling desa. Setiap harinya, penduduk Giethoorn biasa menggunakan kanal sepanjang 4 kilometer ini sebagai akses utama bagi desa yang berpenduduk kurang lebih sekitar 2.620 orang.

 

Jika Anda ingin berkunjung kesini, Anda harus meletakkan kendaraan di luar desa. Selanjutnya silakan masuk dengan mengayuh sepeda atau transportasi air atau berjalan kaki sembari menikmati rumah-rumah pertanian dari abad ke-18 dengan beratapkan jerami yang masih bertahan hingga sekarang. Dimana di setiap rumah ada tangga yang mengarah langsung ke kanal atau jembatan kayu yang menghubungkan setiap rumahnya dengan jalanan. Sampai kemudian malam, saat dimana udara yang sangat dingin terasa menerobos ke dalam rumah yang dihiasi oleh kerlap-kerlip lampu.