Oleh: -

Naskah: Giattri, Foto: Fikar A.

Rochmadoni Julianto mengoleksiminiatur mobil Mini yang dibuat dengan metode die casting alias meleburkan logam dan menuangkannya dalam cetakan (diecast). Bagi pria yang akrab disapa Doni itu, disamping untuk kepuasan batin, diecast juga memberikan nilai tambah (keuntungan) di masa yang akan datang.

“Sejak 2008 saya mengoleksi diecast Mini. Kenapa Mini? Karena bentuknya yang unik, langka, dan diproduksi sangat sedikit,” ungkap Doni. Hingga saat ini koleksi kesayangan ayah dari Daniza Nindya Faiqa ini sudah menyentuh ratusan terutama merek Matchbox dan Hot Wheels, dari seluruh tipe, seperti Austin, Moris, dan Mini Cooper. Skalanya juga bermacam-macam,yaitu 7:2, 6:4, 3:6, sampai 2:4.

Koleksi terlangka miliknya adalah tipe power launcher lansiran Hotweels. “Harganya Rp 1,5juta kalau masih dalam paket (tempat). Sedangkan yang sudah dibuka Rp 900-an,” jelasnya. Selain itu, ada juga Hot Wheels 2002 Mini Cooper "Tiger" berwarna kuning dan silver yang dibelinya melalui eBay, “Ini serinya rally, jadi bisa dibuka-tutup. Yang kuning harganya lebih mahal, saya dapat 150 USD. Sebutan kita di komunitas Macan Kuning,” terangnya.

Salah satu koleksi favoritnya Hot Wheels Colour Shifter yang bisa berubah warna dari kuning menjadi hijau tua setelah disimpan di lemari pendingin. Ada juga Coro Q Mini Cooper yang bisa bisa di pull back. Tahun 2014, Doni beli seharga Rp 400ribu kalau sekarang pasarannya Rp.600ribu. Biasanya Doni membeli koleksinya via eBay karena di Indonesia jarang ditemukan, sekalinya keluar itu pun varian baru.

“Saya kan kolektor lebih suka yang klasik. Sejak 1990-an kan sudah rilis. Mau nggak mau saya ambil dari luar. Dan yang klasik harganya lebih mahal karena ongkos kesini pun mahal,” selorohnya. Jika kebetulan ia pergi ke luar negeri, seperti Singapura misalnya, Doni selalu menyempatkan diri berburu diecast Mini. Ia juga kerap menitip ke teman-temannya, dan sanak saudaranya, bahkan ada yang dikasih oleh Mertuanya.