Search:
Email:     Password:        
 





Ketika Moda Transportasi Udara Semakin Terjangkau

By Giatri (Editor) - 15 March 2018 | telah dibaca 3329 kali

Naskah         : Giattri

 

Tren pemanfaatan helikopter tidak hanya menjadi konsumsi golongan masyarakat tertentu saja (eksklusif). Helikopter yang sebelumnya hanya populer digunakan oleh konsumen kelas atas, sekarang dapat menjadi transportasi alternatif bagi siapapun (inklusif).

 

"Citra yang terbangun bahwa helikopter masih menjadi transportasi eksklusif. Padahal, saya mau bilang, helikopter di banyak negara digunakan sebagai public service," kata CEO PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja.

Secara Worldwide, Negara Brazil adalah ‘The Most Active for Helicopter Operation’ dengan sekitar 2.000-an helicopter. Hal itu lantaran, tingkat kepadatan penduduk Brazil terbilang tinggi dan crime ratenya juga tinggi. Untuk kotaSao Paulo sendiri terdapat sekitar 800 helikopter. Setelah Brazil ada Amerika Serikat yang memiliki 12.000-an helikopter. Di tingkat regional, Australia menempati tingkat pertama disusul Jepang, New Zealand, China, Indonesia, dan sebagainya.

 

“Australia itu populasinya sekitar 2.000-an, mereka memiliki 1.000 helikopter sipil. Kebanyakan mereka bukan commercial helicopter, tapi individual helicopterbahkan mereka punya sekolah-sekolah yang memberikan izin Private Pilot License (PPL) karena mereka awarehelikopter bisa digunakan sebagai moda alternatif transportasi,” ungkap Denon.

 

Lantas bagaimana perkembangan bisnis carter helikopter di Indonesia saat ini? Denon menjawab di industri airlines ada Air Operator Certificate (AOC) holder 121 dan AOC 135. AOC holder 121 untuk penerbangan yang berjadwal, sedangkan AOC 135 untuk penerbangan tidak berjadwal atau dikenal carter. Beberapa perusahaan tambang menggunakan di wilayah Indonesia menggunakan jasa carter ini.

 

Untuk helikopter, secara umum, sebenarnya sudah ada sejak 30 tahun lalu, melayani perusahaan pertambangan di wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Untuk wilayah Papua apalagi lantaran minim infrasktruktur sehingga helikopter di sana lebih banyak dibutuhkan. Dulu mayoritas carter bisnis. Nah, sejak tahun 2016 sudah banyak dikenal dengan helikopter tansportasi kota atau heli city transport. Ini market baru, Individual market atau individual customer.

 

“Pada 2014 saya sudah mulai memikirkan konsep city transport. Tahun 2016 kita mulai melakukan kegiatan marketing, kerjasama untuk membangun infrastruktur heli city transport,” tuturnya.

 

Walaupun masih banyak challenge dari sisi aturan maupun kemitraan dengan beberapa pemilik helistop (lokasi pendaratan heli), tapi ini bukan pertama di dunia. Ada di Brasil, Kanada, Australia; mereka sudah populer dengan heli city transport. Layanan heli city transport ini disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok yang menuntut transportasi cepat dan efisien untuk mendukung bisnis mereka. Sehingga bisa menjadi pilihan utama bagi individual maupun perusahaan yang menuntut mobilitas tinggi dalam aktivitasnya. "Mengingat kepadatan lalu lintas di Jakarta, helikopter boleh jadi solusi yang tepat untuk mengatasinya,” tuturnya.

 

Terlebih dulu helikopter dinilai super mewah hanya bisa dimanfaatkan oleh kaum ‘The Have’, sekarang moda transportasi taxi udara tersebut harganya sudah masuk akal. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi peluncuran layanan heli city transport karena dapat melengkapi moda transportasi yang telah ada saat ini. Transportasi helikopter juga disebutnya memenuhi celah pasar baru yang belum tergarap. "Ini ada satu celah pasar, walau pun tipis, tapi duitnya banyak," ujarnya. Budi mengatakan, transportasi helikopter akan sangat diandalkan untuk keperluan kegiatan kemanusiaan, terutama untuk layanan medis yang saat ini belum dapat terpenuhi. Menteri Arief Yahya juga menyampaikan apresiasi atas layanan yang diharapkan dapat ikut mendukung pariwisata itu.

 

 

Mengapa Anda menawarkan untuk mendukung jasa transportasi helikopter di pusat kota? 

Awalnya Whitesky hanya melayani jasa transportasi untuk kegiatan pertambangan, perkebunan, dan pemetaan hingga evakuasi medis. Kemudian kami melihat ada potensi bisnis yang bisa dikembangkan, dengan menambah pendapatan, yakni dengan mengembangkan heli city transport. Masyarakat akan sangat dibantu. Whitesky, sebagai operator helikopter mempunyai lini bisnis yang melayani transportasi dalam serta antar-kota (HELICITY – Helicopter City Transportation), kebutuhan medis (HELIMEDIC), dan tur (HELITOUR).

 

Bisnis ini di bawah langsung Kemenhub. Ada heliport di Cengkareng; ini sejarah untuk industri helikopter, mungkin di Asia Tenggara baru ada heliport besar berdampingan dengan bandara besar Cengkareng. Ini disebut konektivitas transportasi dengan airlines di Cengkareng-helikopter ke tengah kota. Bagi saya, itu satu wujud konkret Kemenhub mendukung berkembangnya industri transportasi. Meski masih ada yang menilai harga luxurious transportation, tapi perlu diketahui fungsi helikopter ini bukan sekadar taksi. Kalau taksi bisa digunakan tiap hari. Kalau helikopter, kelihatannya terlalu mahal bila dipakai tiap hari, tapi jangan dilupakan ada satu kegiatan mobilisasi yang sifatnya tidak selalu digunakan. Misalnya situasi emergency.

 

Bisa dibayangkan, dua hari menjelang Lebaran, Jakarta macet, tiba-tiba ada orang sakit yang harus diberangkatkan tapi tidak ada transportasinya. Dengan jumlah penduduk Jakarta yang lebih dari 10 juta ini, bisa ada 3-4 orang yang harus dibawa secara khusus. Kalau tidak, nyawa taruhannya. Saya pikir dengan harga Rp7 juta untuk penerbangan selama 15 menit, dengan 3 – 5 penumpang, tergantung jenis helikopter yang diperasikan, jumlah tersebut tidaklah mahal. Secara public service kita turut melayani. Dengan begitu, harapan kami, potensi bisnis ini bisa dikembangkan lebih luas.

 

Ekspansi ke depan?

Saat ini rute Jakarta dan sekitarnya termasuk Bandung,1 helikopter bisa melayani sekitar 60 flight. Ini sesuai dengan ekspektasi kita, promosi yang kita lakukan mendapat feedback yang cukup positif dari publik sehingga kalau nanti program heli city transport ini mempunyai demand yang cukup, tentu kita akan melakukan banyak ekspansi untuk mengcover area-area yang bisa didukung oleh helikopter. Ekspansi yang dilakukan adalah mengembangkan line bisnis kita yang fokusnya ke individual customer.

 

Saat ini, kita ada 171 titik di Jakarta untuk tempat pendaratan dan lepas landas, dan 23 titik di Bandung. Kita menargetkan bakal menambah armada HeliCity menjadi 30 helikopter dalam jangka lima tahun ke depan dan membangun base operation di kota-kota besar di Indonesia.

 

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi helikopter?

Kami sedang melakukan diskusi dengan pihak Kemenhub dan Airnav Indonesia untuk menyusun jalur udara kota dilalui helikopter dengan waktu 24 jam. Kenapa perlu membuat koridor ini? Karena sebelumnya tidak ada. Koridor-koridor ini perlu disusun kordinatnya karena transportasi helikopter melalui sisi kota sehingga perlu didesain. Intinya harus diatur layaknya pesawat terbang. Aturan pengoperasian helikopter itu ada di Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Ini terkait Civil Aviation Safety Regulations (CASR).

 

Pertanyaan penutup apa yang ingin Bapak sampaikan kepada pemerintah selaku regulator?

Sampai sejauh ini karena kita cukup intensif berdiskusi dengan Kemenhub, saya pikir ini sudah sesuai dengan ekspektasi kita sebagai pelaku industri. Harmonisasi antara pelaku industri dan pemerintah bisa bergandengan tangan, apa yang menjadi kebutuhan kita, menjadi target servicenya pemerintah. Ini perlu mendapat apresiasi dari kita sebagai pelaku industri.

 


Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

                       
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250