Kenali tanda-tanda Anda Mengidap FOBO

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 29 October 2015

Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto: Istimewa

Jika perkakas gadget tak pernah lepas dari tubuh Anda, atau jika Anda menyalakan ponsel segera setelah pesawat yang Anda tumpangi mendarat di bandara, maka itu beberapa pertanda Anda sudah mengidap FOBO.

Sebuah studi menunjukkan, lebih dari separuh generasi muda Indonesia sudah kecanduan gadget dalam stadium tinggi. Survei Coming of Age on Screens oleh Crowd DNA (studi berbayar oleh Facebook) beberapa waktu lalu, menyebutkan, sebanyak 69% Generation Z (mereka yang lahir antara 1995-2010), merasa sangat kehilangan jika tidak terhubung ke internet.


Prosentase sama lebih memilih ponsel dibanding TV, 75% lebih tau teknologi dibanding orang tua mereka, 81% menggunakan ponsel saat menonton TV, 54% menjadikan dunia maya sebagai tempat hang out favorit,  73% terhubung ke internet kapan dan di manapun, dan sebanyak 85% mengaku sangat bahagia dengan kehidupan sosial mereka.


Inilah  generasi “hyper-connected” yang terkoneksi internet minimal delapan jam per hari. Sebagian besar dari mereka disebut sudah mengidap sindrom FOBO, yang merupakan singkatan dari Fear Of Being Offline dalam stadium akut.
Dalam pengertian lebih luas, FOBO bisa diartikan sindrom di mana seseorang merasa resah jika belum memperbarui “status” atau belum mengetahui status terbaru teman-teman mereka di media sosial.


Di era media sosial dewasa ini, karakter dan kepribadian sebagian orang bisa diukur melalui aktivitasnya di media sosial. Baik itu berapa jumlah “like” yang ia peroleh atau yang ia berikan di facebook, berapa jumlah “followers” atau siapa yang ia “follow” di twitter, maupun kalimat-kalimat “status”-nya di Blackberry Messenger.


Keresahan penderita FOBO bisa meningkat menjadi stres ketika koneksi internet terputus atau kehilangan sinyal. Menurut psikolog Emma Kenny, “kebutuhan primer” untuk selalu online sangat berisiko terhadap kesehatan mental.