Jobstreet by SEEK Ungkap Proyeksi Rekrutmen 2024, Momentum Positif di Pasar Kerja Indonesia

Oleh: Angie (Editor) - 26 January 2024

Jobstreet by SEEK merilis laporan eksklusif terbaru berjudul "Rekrutmen, Kompensasi, dan Manfaat 2024" yang memberikan gambaran positif tentang pasar kerja Indonesia di tahun 2024.

 

Tahun 2024, pasar tenaga kerja Indonesia mengalami momentum positif dengan proyeksi peningkatan aktivitas perekrutan, stabilitas tenaga kerja yang semakin membaik, dan terus berkembangnya praktik-praktik di lingkungan kerja. Kabar baik ini tercermin melalui laporan eksklusif terbaru yang berjudul 'Rekrutmen, Kompensasi, dan Manfaat 2024,' yang baru saja dirilis oleh Jobstreet by SEEK. Laporan ini merupakan hasil survei yang melibatkan berbagai staff recruitment dari berbagai skala perusahaan, memberikan gambaran mendalam tentang dinamika rekrutmen maupun kebijakan kompensasi di tengah perubahan yang terjadi di pasar tenaga kerja Indonesia.

 

 

“Laporan ini bertujuan membantu perusahaan mengambil strategi rekrutmen yang tepat dan menyusun kompensasi manfaat yang kompetitif. Laporan ini didasarkan pada survei terhadap 1.180 praktisi rekrutmen dari berbagai sektor utama,” jelas Sawitri, Country Marketing Manager Indonesia, Jobstreet By SEEK.

Laporan mencatat adanya peningkatan aktivitas rekrutmen, dengan 97% perusahaan melakukan rekrutmen pada tahun 2023, meningkat 5% dari tahun sebelumnya.

"Tahun 2024 dipandang sebagai periode yang tepat untuk merekrut," kata Wisnu Dharmawan, Sales Director - Indonesia. Permintaan untuk pegawai tetap dan kontrak beragam, mendorong perusahaan untuk memberikan kompensasi dan manfaat yang sesuai untuk menarik kandidat terbaik.

 

Kenaikan gaji rata-rata pegawai mencapai 7,57% pada tahun 2023, melebihi inflasi nasional. Menurut Wisnu, "Kompensasi pegawai tetap menjadi faktor penting dalam keputusan perekrutan." Perusahaan juga aktif memberikan promosi jabatan, dengan 67% perusahaan melakukannya pada tahun 2023.

Laporan menyoroti pertumbuhan opsi cuti khusus dan perusahaan yang mempertimbangkan opsi baru seperti cuti merawat keluarga dan cuti studi/ujian. Manfaat work-life balance seperti cuti lebih awal pada Hari Raya dan lokasi kerja fleksibel menjadi pertimbangan penting.

Fleksibilitas menjadi fokus, dengan 61% perusahaan pada tahun 2023 yang masih mewajibkan kerja di kantor setiap hari, namun diharapkan akan lebih fleksibel di masa mendatang. Pemodelan pola kerja hybrid semakin umum, dan kerja jarak jauh diintegrasikan dalam budaya perusahaan.

"Peningkatan keterampilan atau upskilling kini menjadi lebih penting," papar Wisnu. Perusahaan lebih memprioritaskan pengembangan pegawainya melalui program apprenticeship, mentoring, dan pelatihan mandiri. Pengembangan karier tetap menjadi krusial bagi perusahaan untuk menjaga daya saingnya di tengah tuntutan industri yang terus berkembang.

Laporan eksklusif ini dapat diunduh secara gratis di link berikut ini https://bit.ly/jsidhcb24

*Red