Adiwijaya (Rektor Telkom University)

Oleh: Syulianita (Editor) - 05 June 2023

Mewujudkan Lulusan Berdaya Saing Global

Naskah: Angie/Sahrudi Foto: Dok. Pribadi

Tekad Telkom University (Tel-U) untuk memberikan akses pendidikan yang luas bagi masyarakat Indonesia dengan kualitas terbaik dan memiliki mahasiswa berdaya saing global, bukanlah isapan jempol. Betapa tidak, mulai 2023 universitas swasta terbaik ini telah membuka kampusnya di Jakarta. Saat ini, Tel-U telah memiliki program studi sebanyak 50 yang sebagian besar telah terakreditasi Unggul dan internasional, juga telah menghasilkan alumni yang tersebar luas di berbagai lembaga dan institusi.

Kepada Men’s Obsession, Rektor Tel-U Prof. Dr. Adiwijaya, S. Si., M.Si., secara terbuka mengupas habis berbagai langkah yang telah dan akan terus dilakukan Tel-U dalam upaya mewujudkan visinya yakni menjadi research and entrepreneurial university pada tahun 2023, yang berperan aktif dalam pengembangan teknologi, sains, dan seni berbasis teknologi informasi. “Karena itu Tel-U terus melakukan pembaharuan kurikulum menyesuaikan dengan skill set yang dibutuhkan di industri maupun masyarakat. Karena memang teknologi berubah dengan sangat cepat,” ucap Adiwijaya.

“Sehingga rekognisi level nasional sudah pasti harus kami peroleh juga diharapkan rekan-rekan lulusan Telkom University bisa mendapatkan rekognisi dan bisa diterima dengan baik di level global,” ungkap alumnus Institut Teknologi Bandung ini.

Untuk itulah dari sisi kurikulum, Tel-U mendesain agar mahasiswanya tidak hanya sekadar mendapatkan skills tetapi juga dididik mendapatkan pengetahuan bahkan keberanian untuk membuka suatu lapangan usaha. “Ini adalah kurikulum yang menjadi keunggulan Tel-U yaitu WRAP (Work Ready Program), selain WRAP Internship, WRAP Researchship, ada juga WRAP Entrepreneurship. Di sana mahasiswa dapat memanfaatkan 34 SKS untuk 2 semester. Di dalamnya, mereka dididik untuk belajar mempelajari proses bisnis dan kemudian kami inkubasi sampai dapat mendirikan startup di Bandung Techno Park,” papar Adi.

Namun demikian, Adiwijaya menekankan bahwa memaknai pendidikan di Tel-U tidak hanya sharing knowledge ataupun skills, tapi juga harus menginspirasi dan membangun karakter. “Karena dengan membangun karakter ini, insya Allah mereka para mahasiswa tidak hanya memiliki keahlian, maupun memiliki hard & soft skills, tapi juga memiliki budi luhur, yang tujuannya adalah selalu memberikan manfaat bagi lingkungan dan bagi kemajuan bangsa ini, bahkan global,” jelasnya.

Terkait penyerapan tenaga lulusan Tel-U oleh dunia kerja, diakui Adi mendapatkan respon yang baik. “Kalau lulusan Telkom University sebenarnya adalah tidak hanya di bidang ICT tetapi kalau skupnya diperkecil di bidang komunikasi, sekitar 15-16% yang khusus di bidang telekomunikasi, tetapi tentunya bahwa saat ini karena memang perkembangan dunia digital begitu luas, maka alhamdulillah setiap aspek itu adalah mengalami proses digital transformation, tidak ada pengecualian, semua bidang adalah ada hal yang terkait dengan aspek digital. Nah, di situlah lulusan Telkom University bisa berkiprah. Alhamdulillah dapat diterima dengan baik di seluruh instansi di mana mereka memiliki keunggulan, karena memiliki knowledge maupun skills di aspek digital tadi,” beber Adi.

Karena itulah, implementasi regulasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang diimplementasikan di Tel-U sangat sejalan dengan upaya peningkatan skills para mahasiswa. Di antaranya dengan penyiapan kurikulum sebagai wadah rekognisi pembelajaran, kegiatan, dan aktivitas mahasiswa yang merdeka. 

“Sebagai komitmen untuk melakukan MBKM sesuai amanah dari Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Makarim-red), ini terus kami upayakan, kami memiliki komitmen ataupun kerja sama dengan lebih dari 500 mitra untuk mewadahi program merdeka belajar dan kampus merdeka ini. Misalnya saja, data terakhir semester ini, program studi independen ada sekitar 144 mahasiswa, kemudian juga membangun desa ada sekitar 500 lebih mahasiswa dan kemudian juga ada magang bersertifikat ada sekitar 190-an hampir 200 mahasiswa, dan juga ada pertukaran mahasiswa, baik di dalam negeri bahkan di luar negeri,” urai Adiwijaya sembari menambahkan bahwa Tel-U juga mengikutsertakan mahasiswanya dalam program International Indonesia Student Mobility Program (IISMA) , yang diadakan oleh Kemendikbud. “Tahun ini kami mengirimkan sekitar 16 mahasiswa ke United States, ke Australia, ke Jerman, Itali, Korea dan lain-lain dari program tersebut. Secara total sudah ada 36 orang yang mengikuti program IISMA. Insya Allah mereka akan mendapatkan pengalaman internasional exposure maupun bisa engage secara global dengan teman-teman yang ada di luar sana, sehingga insya Allah akan menjadi bekal untuk masa depan mereka,” pungkas Adiwijaya.

 

Meningkatkan Reputasi Nasional dan Internasional

Reputasi Telkom University di tahun ini juga sangat membanggakan. Kampus ini meraih prestasi pada awal tahun 2023 dengan berhasil mempertahankan peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Indonesia pada pemeringkatan Webometrics Ranking of World Universities 2023 Tel-U juga menempati peringkat ke-8 nasional bersanding dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sedangkan untuk peringkat dunia, Tel-U menempati peringkat 1.347 dari sebelas ribu perguruan tinggi di seluruh dunia.

Sementara hasil pemeringkatan Times Higher Education World University Ranking (THE WUR) 2023, Tel-U masuk dalam perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia. Dikutip dari laman resminya, tertera Telkom University masuk peringkat dunia ke 1.501 dan peringkat nasional ke 17.

THE WUR 2023 mencakup pemeringkatan untuk melisting 1.799 universitas terbaik dari 104 negara dan wilayah, menjadikannya pemeringkatan perguruan tinggi terbesar dan paling beragam hingga saat ini didasarkan 13 indikator kinerja yang dikalibrasi dengan cermat untuk mengukur kinerja institusi di empat bidang. Yakni pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan pandangan internasional. Dipercaya di seluruh dunia oleh siswa, guru, pemerintah, dan pakar industri, pemeringkatan THE WUR tahun ini mengungkapkan bagaimana lanskap pendidikan tinggi global telah mengalami perubahan.

“Ini adalah prestasi yang patut disyukuri dan sekaligus juga merupakan amanah bagi kami, seluruh civitas akademika. Karena ini adalah hasil kerja keras seluruhnya, dari dosen, pegawai, dan mahasiswa. Kami tetap berusaha terus untuk melakukan continuous quality improvement sehingga seluruh stake holder memang benar-benar bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pencapaian ini,” pungkas Adiwijaya.