Johnny Darmawan Tak Mempan Didera Krisis

Oleh: content (Administrator) - 01 January 2013
Sebuah survey yang digelar majalah terkemuka, Forbes, pada 2012, antara lain menyimpulkan bahwa leadership culture di semua tingkatan pada sebuah perusahaan, mampu mencetak CEO-CEO andal di kemudian hari. Ini pula yang terjadi pada Johnny Dharmawan, ketika pertama kali bergabung di Grup Astra, lebih dari tiga dasawarsa lalu, tepatnya pada 1982. Kala itu, Johnny mengawali kariernya dari bawah, sebagai junior manager di PT Multi Astra. Dalam kurun 20 tahun, ia dipercaya memimpin PT TAM, dan dalam satu dasawarsa kepemimpinannya, Johnny sukses membawa perusahaan pada level terbaik sepanjang sejarah. Tentu saja, keberhasilan Johnny tak semudah membalik telapak tangan. Keberhasilan yang diraihnya adalah melalui perjuangan panjang, kerja keras, sekaligus kerja cerdas. Namun, bagi Johnny,  keberhasilan yang dicapainya hanyalah 20% berkat kerja kerasnya. “80% sisanya adalah berkat keberuntungan karena kehendak Tuhan,” ujarnya. Terlepas dari ‘campur tangan’ Tuhan, Johnny mengakui bahwa inspirasinya datang dari dua pendahulunya di Grup Astra. Yakni, dua mantan CEO, Theodore Permadi Rachmat dan Michael D. Ruslim. Johnny menilai Teddy Rahmat sebagai sosok CEO yang humble, dan senantiasa menyampaikan sesuatu dengan hati. Begitu pula dengan Michael D. Ruslim yang ia sebut sebagai CEO yang "memimpin dengan hati" (leading with heart). “Kebetulan keduanya cocok dengan saya. Mereka humble dengan para bawahan. Saya mengalami masa kepemimpinan keduanya, dan pernah bekerjasama dengan beliau,” ujar Johnny.
      Boleh dikata, karakter kepemimpinan Teddy dan Michael memang setali tiga uang dengan Johnny. Sebagaimana keduanya, Johnny pun dikenal sebagai bos sekaligus teman bagi segenap bawahannya. Sikapnya senantiasa bersahabat dan cair pada siapa saja, termasuk kepada media massa. Ketika menghadapi masalah berat, Johnny mampu menutupi stres. Ia selalu tampil penuh senyum dan sikap ceria. “Orang bilang saya tidak pernah susah. Saya selalu senyum dan tertawa, dan ngobrol seperti biasa. Padahal pikiran lagi susah,” ungkapnya seraya melepas tawa lepas. Soal kesusahan dan manajemen menghadapi krisis, Johnny Dharmawan pantas diacungi dua jempol. Beberapa krisis berhasil ia hadapi dengan baik. Bahkan, pencapaian terbesarnya di TAM justru terjadi di tengah suasana krisis, baik di dalam negeri maupun dalam skala global. Ketika terjadi krisis global pada 2008- 2009, misalnya, Johnny sukses membawa perusahaan melewati krisis dengan baik. Ketika itu, TAM tidak hanya berhasil mempertahankan posisi sebagai produsen otomotif pilihan utama konsumen di Indonesia, melainkan sekaligus meningkatkan pangsa pasar hingga 39,2%. Tak heran jika sejumlah penghargaan diraih Johnny dan TAM pada masa itu. Sebuah survey yang digelar lembaga independen terkemuka pada pertengahan 2009 menempatkan Johnny di posisi teratas sebagai “Best CEO” di tengah krisis, dengan nilai overall index (OI) nyaris sempurna, yakni 99,04. Lembaga bergengsi lainnya di bidang pemasaran, MarkPlus Inc., juga memilih Johnny sebagai Marketing Champion 2009. Sementara majalah ekonomi nasional lainnya memilihnya sebagai CEO Idaman Terbaik Bidang Otomotif 2009. Sejak itu, Johnny Dharmawan dan perusahaan yang dipimpinnya, terus mengoleksi penghargaan demi penghargaan, dan senantiasa berada di posisi teratas. Boleh dibilang, Johnny bukan saja CEO terbaik dari tahun ke tahun di bidang otomotif, melainkan salah satu CEO dengan koleksi penghargaan terbanyak di Indonesia. Pada 2011, situasi ketidakpastian industri otomotif kembali terjadi akibat beberapa masalah, terutama dampak gempa dan tsunami di Jepang, serta banjir di Thailand. Namun, TAM menciptakan anomali dengan berhasil mencetak rekor penjualan baru
sebanyak 310.674 unit (whole sales) dan 314.417 (retail). Pencapaian itu sekaligus menempatkan penjualan Toyota di Indonesia di posisi empat terbesar di dunia. Succes continued sepanjang 2012. Johnny yang sudah memimpin TAM selama 10 tahun mampu menunjukkan peningkatan kinerja secara konsisten. Angka penjualan sejumlah unit andalannya, seperti Toyota Avanza, misalnya, terus mencetak rekor. Hingga November 2012, Avanza kembali mencatat rekor penjualan sebesar 17.860 unit, kendati kompetisi di segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) semakin ketat. Sepanjang Januari-November 2012, Avanza membukukan total penjualan 175.049 unit, atau tumbuh 18% dibandingkan periode sama tahun
sebelumnya. Bahkan, pemberlakuan kebijakan pemerintah mengenai kenaikan down  payment (DP) pembelian kendaraan, dan pembatasan BBM bersubsidi, tak mampu menahan laju penjualan unit-unit Toyota. Pada November 2012, TAM sukses membukukan penjualan 36.996 unit. Sepanjang Januari - November 2012, Toyota sudah membukukan total penjualan 370.987 unit dan berhasil mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan pangsa pasar 36,1%. Lantas apa sesungguhnya kiat rahasia Johnny dalam mengantar TAM pada puncak suksesnya  sepanjang sejarah? Selain pada keandalan jajaran produknya, salah satu key factor yang menjadikan TAM selalu nomor satu adalah layanan terbaik yang diberikan bagi konsumen. Di bawah kepemimpinan Johnny, TAM senantiasa konsisten mengutamakan pelayanan bagi pelanggan, mulai dari prajual hingga purnajual. “Ini yang terus kami perdalam dan konsisten menjaganya dari hati, bukan dari pikiran saja. Tim TAM menjalankannya dengan baik. Pokoknya hanya satu kata, services, mulai dari prajual sampai purnajual. Jangan pernah membuat customer menjadi tidak happy. Kita harus menciptakan peace of mind konsumen,” tutur Johnny. Merefleksi perjalanan hidupnya hingga saat ini, Johnny menegaskan bahwa ia selalu berpegang pada empat filosofi hidup  Pertama bahwa manusia tidak sempurna. Kedua, manusia bukan superman sehingga membutuhkan satu tim. Ketiga adalah bekerja sebaik-baiknya, dan menyerahkan pada orang lain untuk menilai. Keempat, berdoa. Johnny juga selalu bersyukur bahwa  Tuhan memberinya bakat dan sifat yang mudah bergaul dengan siapa saja. Dia juga
tak pernah lupa bahwa keberhasilan dan kesuksesan yang diraihnya, termasuk pada bidang yang benar-benar asing baginya, semua bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Faktanya, tak sedikit orang mengakui bahwa Johnny Dharmawan adalah salah satu CEO terbaik dan tertangguh yang dimiliki negeri ini.

Johnnygrafi
Nama Lengkap Johnny Dharmawan Danusasmita
Lahir Sukabumi, 1 Agustus 1952 (putra ketujuh
dari sembilan bersaudara) Pendidikan S1 Akuntasi,
Universitas Trisakti, Jakarta (1982) Jabatan Presiden
Direktur PT Toyota Astra Motor (2002 - sekarang)