The Professional Lawyers 2018

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 July 2018

Naskah: Iqbal R. Foto: Sutanto & Dok. Pribadi

Memiliki pengetahuan bisnis dan pengalaman dalam bidang hukum yang mumpuni membuat sosok satu ini menjadi salah satu pengacara yang diperhitungkan di tanah air. Pria humoris tersebut sukses membantu berbagai permasalahan hukum yang dihadapi para kliennya. Kerja cerdasnya berbuah manis, bersama rekannya ia mendirikan sebuah law firm.

 

Rekam jejaknya sebagai pengacara profesional memang patut diacungi jempol. Sesuai keahliannya dalam lebih dari dua dekade, ia lebih berfokus menangani transaksi-transaksi bisnis dan komersial lintas negara mewakili perusahaan-perusahaan multinasional maupun domestik, yang bergerak pada industri jasa keuangan, energi, manufaktur, konstruksi, dan infrastruktur. Keahliannya untuk menangani transaksi yang bersifat cross-border tersebut sudah diakui oleh beberapa lembaga/publikasi international, termasuk Asia Pacific Legal 500, Asia Law, Global Law Experts, Legal Finest, In-House Community Counsels, dan Asia Business Law Journal, yang mencantumkan Bagus sebagai salah satu 100 top lawyers di Indonesia.

 

Bagus memulai karirnya sebagai legal officer di sebuah perusahaan perbankan nasional, Bank Central Asia, tak berselang lama ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan masuk pada sebuah firma hukum nasional terkemuka, yang banyak menangani transaksi bisnis dan komersial. Setelah menyelesaikan program studi master dalam bidang International Business Law pada University of Manchester, Inggris pada tahun 2004 dengan beasiswa penuh Chevening oleh Pemerintah Inggris, dahaga hasrat untuk mengembangkan diri yang lebih besar dalam dunia bisnis dan hukum, membuatnya menjajal pengalaman ke beberapa perusahaan perbankan, yakni di Bank Mizuho Indonesia sebagai Senior Vice President. Selama masa jabatannya di bank yang berdiri sejak 1989 tersebut, ia sempat menghadiri Program Mini - MBA yang diselenggarakan Mizuho Corporate Bank, Ltd bekerja sama dengan Universitas Hitotsubashi, Tokyo, Jepang pada tahun 2009.

 

Setelah itu, Bagus berpindah kerja ke Bank Barclays Indonesia sebagai Country Head of Legal and Company Secretary. Pada akhirnya pria murah senyum itu bersama dengan Enrico Iskandar mengelola sebuah firma hukum, Bagus Enrico & Partners. Bagi Bagus memillih jalan hidup sebagai seorang lawyer lantaran ia lebih melihat karakter profesinya yang bersifat independen secara intelektual. Namun, di sisi lain menuntut integritas dan komitmen tinggi untuk selalu memberikan kemampuan terbaik dan profesional dalam memberikan jasa hukum kepada klien. Profesi sebagai lawyer mensyaratkan kemauan untuk terus belajar sehingga membentuk kemampuan untuk menyampaikan sudut pandang yang luas secara legal, bisnis, serta risiko-risiko terkait kepada klien. Bagus berpendapat bahwa seorang lawyer harus mampu bertindak sebagai strategic advisor yang dapat diandalkan bagi kliennya. Menurutnya, peran tersebut beyond legal services. Peran yang bukan hanya mensyaratkan pemahaman teknis aspek-aspek hukum saja, tetapi juga membutuhkan empati dan pemahaman mendalam terhadap bisnis klien. Menurut Bagus, menjadi lawyer sebetulnya menjalani pekerjaan dengan kreatifitas dalam koridor hukum dan kode etik.

 

“Itu kunci penting yang harus dimiliki para lawyers, kemampuan untuk menganalisa risiko dalam transaksi dan bagaimana cara memitigasi risiko tersebut, serta memberikan masukkan terhadap keputusan strategis klien” ujar Bagus kepada Men’s Obsession di ruang kerjanya yang nyaman. Selain itu, menjadi lawyer sambung Bagus, dalam koridor kode etik, seorang lawyer dapat bekerja sendiri tanpa terikat menjadi karyawan “Karakter perkerjaan itu jugalah yang membuat saya tertarik menjadi lawyer,” ungkapnya. Di firma hukum yang dikelolanya, Bagus mengaku mengalami banyak suka dan duka dalam menangani suatu kasus, tapi hal itu tidak dijadikan sebagai beban. Bagi pria berkacamata tersebut, hal itu dianggap sebagai proses untuk selalu belajar dan berkembang.

 

“Ya dijalani saja karena memang ini adalah tantangan yang menyenangkan, jadi saya enjoy saat suka maupun duka karena setiap hal, setiap kasus atau transaksi merupakan tantangan intelektual baru. Setiap produk jasa hukum bisa jadi perlu sudat pandang analisa dan pendekatan yang berbeda. Kita mungkin tidak bisa menggunakan sudut pandang yang sudah diberikan sebelumnya karena business is growing. Berbicara tentang jasa hukum dan bisnis, pada ujung-ujungnya kita berbicara tentang kebutuhan manusia yang dilayani melalui suatu kegiatan usaha. Sedangkan kebutuhan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu sesuai perkembangan jaman. Sehingga perlu menumbuhkan empati untuk memastikan nalar hukum mencapai tujuan utamanya. Intinya, melayani kebutuhan manusia secara terhormat. Maka, kita harus mampu menggunakan sudut pandang yang beda, apabila diperlukan. Be fun karena kita selalu mendapatkan sesuatu yang baru dan itu tidak pernah selesai,” ujar Bagus. 

 

Bagi Bagus, waktu yang singkat adalah kendala yang terbilang susah karena terkadang tidak pernah memiliki waktu yang cukup untuk menguasai banyak hal untuk memenuhi kebutuhan klien. “Jadi harus memiliki kemampuan berfikir seperti spons yang menyedot semua, kemudian kita peras untuk dapat menghasilkan suatu produk jasa hukum yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat,” tambahnya. Selama menjadi lawyer, Bagus menilai capaian yang paling besar bagi dirinya secara profesional pada saat ini adalah mengelola firma hukum, karena tantangan dan variasi yang tidak berfokus pada pemberian jasa hukum saja. Mengelola law firm adalah mengelola bisnis. Pengalaman yang relevan karena sebenarnya jasa hukum yang diberikan kepada klien terutama untuk membantu bisnis. “Mendirikan law firm juga memiliki tanggung jawab yang meluas tidak hanya bertanggung jawab terhadap klien saja, tapi harus mampu memberikan kesempatan kepada para lawyers dan staff yang bekerja pada firma untuk tumbuh dan berkembang. Pastinya, selain memberikan manfaat balik kepada firma, hal itu juga berguna bagi perkembangan karir mereka di kemudian hari, ” imbuhnya.

 

Selama berprofesi sebagai lawyer, bagi Bagus, tidak ada kasus besar dan kecil menurut ukuran nilai transaksinya. “Misalnya untuk transaksi akuisisi, meskipun nilai transaksi yang berbeda jauh, tapi apa yang kita kerjakan dan komitmen yang kita berikan atas suatu pekerjaan akan selalu sama, dikarenakan lingkup pekerjaan tidak terlalu beda. Yang membedakan adalah jenis kegiatan usaha klien dan kompleksitas suatu transaksi, yang memerlukan analisa risiko hukum yang berbeda. Setiap klien mempunyai kebutuhan yang unik sesuai dengan karakter bisnisnya. Klien yang bergerak dibidang e-commerce mempunyai jenis risiko usaha dan kebutuhan jasa hukum yang berbeda dengan perusahaan asuransi atau manufacturing,” jelasnya.

 

Memiliki filosofi hidup, waktu yang hilang tidak pernah didapatkan kembali. Orang bakal menderita kerugian karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Bagi Bagus, waktu adalah kesempatan untuk mengoptimalkan apapun yang ada dalam diri seseorang untuk dapat berkontribusi secara optimal bagi kehidupan yang lebih luas. Maka dalam memanfaatkan waktu yang Bagus lakoni adalah dengan bersyukur atas setiap kesempatan dan mengoptimalkannya, sehingga setiap amanah dan tanggung jawab bagi Bagus harus selalu diselesaikan dengan optimal. “Jika setengah-setengah, maka hasil yang didapat pun setengah. Ketika kita memberikan seratus persen bukan hanya imbalan materi yang kita dapatkan, tapi ada proses pembelajaran diri sendiri juga, dan kita turut bertumbuh” tuturnya.

 

Di dalam menjalani kehidupannya sebagai lawyer, Bagus memiliki obsesi untuk dapat selalu memperluas peran, memberikan kontribusi bagi masyarakat luas, melalui salah satunya Indonesia Innovative Foundation (Yayasan Indonesia Inovatif) yang didirikannya beberapa waktu lalu, dengan tujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan komunitas lokal yang mandiri sesuai nilai-nilai budaya serta kearifan lokal secara inovatif. Bagi Bagus, Indonesia membutuhkan peran generasi muda yang berkarakter, mandiri, dan kreatif. Secara lebih pribadi, ia ingin meluangkan waktu untuk mengajar dan menulis buku. "Dengan begitu, saya bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada generasi muda,” pungkas Bagus seraya tersenyum.