14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Iqbal, Foto: Istimewa

Tak banyak orang yang mengenal sosok Aas Asikin Idat, namun kiprahnya sebagai Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) patut diacungi jempol. Berkat kegigihannya, Pupuk Indonesia berhasil menorehkan prestasi dalam membantu program pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional dengan menyalurkan pupuk sebesar 11,4 juta ton sepanjang 2017 kepada para petani.

 

Memiliki pengalaman yang mumpuni di bidang tata kelola pupuk, tidak heran Aas dipercaya oleh Menteri BUMN Rini Soemarno untuk memimpin Pupuk Indonesia. Di bawah nakhoda Aas, perusahaan plat merah tersebut terus mengepakan sayap dengan mempersiapkan sejumlah proyek, seperti pembangunan pabrik NPK di PT Pupuk Iskandar Muda sebesar 1 juta ton per tahun, PT Pupuk Kujang Cikampek sebesar 200.000 ton per tahun, PT Petrokimia Gresik sebesar 500.000 ton per tahun, dan PT Pupuk Kalimantan Timur sebesar 1 juta ton per tahun.

 

Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan pabrik yang ada agar memenuhi kebutuhan domestik dan sebagai bahan baku pupuk NPK. Upaya lain untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah melalui peningkatan efisensi pabrik dengan melakukan revitalisasi pabrik. Sejauh ini, Pupuk Indonesia telah merevitalisasi tiga pabrik, salah satunya pabrik Pusri 2B. Pusri 2B ini menggantikan Pabrik Pusri 2 yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri 2B selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas alam hingga 14 MMBTU per ton urea, sehingga menurunkan harga pokok produksi agar dapat bersaing dan kompetitif.

 

 

Pupuk Indonesia juga akan mulai merambah bisnis petrokimia lainnya yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dibandingkan dengan urea. Saat ini Pupuk Indonesia tengah menjajaki kemungkinan pengembangan produk petrokimia di Bintuni seperti methanol, ethylene, dan sebagainya. “Pengembangan NPK menjadi prioritas Pupuk Indonesia ke depan telah terbukti memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan produktivitas tanaman, baik itu tanaman pangan maupun perkebunan,” tutur Aas.

 

Selama 2017, Pupuk Indonesia menemui banyak tantangan salah satunya kenaikan harga gas, tapi di tangan Aas hal itu tidak menjadi masalah karena pihaknya telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menghadapi hal tersebut di antaranya dengan melakukan efisiensi dalam operasional dan meningkatkan reliabilitas pabrik, perseroan juga mengganti unit steam dan energi dari gas menjadi batu bara serta mengembangkan produk-produk pupuk yang persentase kebutuhan gasnya sedikit, seperti NPK. Saat diberikan amanah untuk menjabat sebagai Dirut, Aas terus berkomitmen untuk menyukseskan program ketahanan pangan melalui jaminan pasokan pupuk di tanah air, dibuktikan dengan menyalurkan pupuk hingga ke seluruh pelosok tanah air untuk melayani daerah terpencil yang sulit dijangkau.

 

Selain itu, Pupuk Indonesia menambah gudang penyangga dan menyediakan sarana transportasi untuk ke kios remote serta menginvertarisir kebutuhan pupuk yang akan ditangani di wilayah terpencil. Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) mengembangkan Rice Center, bertujuan untuk dapat turut berperan meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyediaan bimbingan teknis dan jaminan pembelian hasil panen, serta berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui kerjasama dengan Perusahaan Daerah.

 

Penghargaan demi penghargaan didapatkan selama Aas memimpin, di antaranya penghargaan sebagai TOP CSR Improvement 2017. TOP CSR adalah kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan tertinggi kepada perusahaanperusahaan yang beroperasional di Indonesia yang dinilai telah menjalankan program CSR terbaik. Aas juga didaulat sebagai ‘Top Leader CSR Commitment'. Pupuk Indonesia pun berhasil meraih penghargaan ‘The Best of The Best ICCA II 2017’ dalam ajang Penghargaan Indonesia Corporate Secretary-Communication Award (ICCA) II 2017 yang diselenggarakan oleh Economic Review. Tak berhenti disitu, selain menjadi juara umum, Pupuk Indonesia juga menyabet gelar lainnya, seperti Lima Besar Perusahaan Terbaik ICCA II 2017, Peringkat I Kategori BUMN, Peringkat I Kategori Organization Structure, dan Peringkat I Kategori Corporate Secretary. Ajang ini diikuti oleh 23 perusahaan peserta berasal dari perusahaan BUMN, Anak Perusahaan BUMN, Pemerintahan, BUMD, Swasta Tbk dan non-Tbk.

 

Pupuk Indonesia juga mendapat penghargaan gratifikasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kategori “BUMN/D dengan Unit Pengendali Gratifikasi Terbaik Harapan II Tahun 2015. Tidak berhenti di situ, untuk mendukung penerapan kebijakan tersebut, Pupuk Indonesia pun telah membentuk Whistlebolwing System (WBS) yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta insan Perseroan maupun mitra kerja dalam mengungkap pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perusahaan.

 

Pupuk Indonesia juga diganjar penghargaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2017 kategori Instansi dengan LHKPN Terbaik. Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada perusahaan yang telah berkomitmen tinggi dalam pencegahan korupsi melalui LHKPN. Tidak berhenti disitu, Pupuk Indonesia juga meraih penghargaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Performance Excellence Award 2017, dari Forum Ekselen BUMN (FEB) dengan predikat “Good Performance”.

 

BUMN Performance Excellence Award merupakan ajang penghargaan yang menilai pencapaian kinerja bisnis perusahaan berbasis Performance Excellence System. Penghargaan tersebut digelar untuk mencapai core value BUMN, yaitu integrity, strong national leadership, dan global mindset, untuk menuju perusahaan kelas dunia. Saat ini, Pupuk Indonesia telah memiliki 10 anak perusahaan yang bergerak di bidang Pupuk dan Kimia, EPC, Perdagangan, Utilitas, Logistik, dan Pengolaan Pangan, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Energi, dan PT Pupuk Indonesia Pangan.