Anton Rezie, From Nothing to Something

Oleh: Syulianita (Editor) - 17 January 2018

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

 

 

Siapa menyangka bahwa karier Anton Rezie sebagai hotelier dimulai dari seorang waiter. Ibarat sebuah anak tangga, Anton menapaki karier perlahan-lahan namun pasti. Berkat kerja keras dan kegigihannya, kariernya menanjak. Hingga akhirnya Ia menduduki posisi General Manager pada 2013 lalu.

 

Anton memulai karier di industri hospitality sejak lulus SMA beberapa puluh tahun lalu. Saat ditemui di Swiss-Belhotel Mangga Besar beberapa waktu lalu, Ia bercerita, awalnya sama sekali tak terbersit dalam benaknya untuk menjadi seorang hotelier. Apalagi latar belakang pendidikannya di bidang eksakta, Ia sebenarnya ingin berkarier di industri elektronik. Namun nasib membawanya menjadi seorang hotelier.

 

“Pertama kali kerja saya menjadi seorang waiter restoran di hotel. Terus saya jalani sampai kemudian saya mendalami dan belajar secara otodidak. Dan saat itu kesempatan terbuka lebar, saya kemudian dipromosikan menjadi captain di restoran tersebut. Delapan tahun di F&B, saya mencoba divisi lain, sales marketing, SDM dan lain sebagainya. Jadi hampir semua departemen sudah saya lalui,” Anton mengenang perjalanan kariernya.

 

Meski sebelumnya setengah hati berkarier di industri hospitality, Anton pada akhirnya merasakan betah dan jatuh cinta pada dunia yang membesarkan kariernya ini. Tak terasa dua puluh lima tahun sudah Ia menjadi seorang hotelier. Dari awalnya yang bukan siapa-siapa, berkat dedikasi, loyalitas dan kerja kerasnya, Ia kini menjadi seorang leader. Anton menjabat General Manager (GM) Swiss-Belhotel Mangga Besar sejak Agustus 2017.

 

 

Lantas, apa yang membuatnya kemudian bisa jatuh hati pada dunia perhotelan? Penghobi lari marathon ini, melihat sesuatu yang berbeda dari industri hospitality, salah satunya adalah produk yang ditawarkan bukan berupa barang melainkan sebuah pelayanan kepada manusia. “Nah di situ yang saya suka. Ketika bagaimana kita berinteraksi dengan tamu, berarti kan bagaimana kita menempatkan posisi kita supaya kita menjadi orang pertama yang menampilkan pleasant personality, bagaimana menempatkan diri kita sehingga tamu tersebut merasa nyaman bicara dengan kita. Kemudian situasi bagaimana menghandle complain dari tamu,” terang Anton penuh semangat.

 

Untuk itu, Anton menekankan bahwa satu hal yang paling penting dalam industri ini, adalah mentality dari para hotelier, salah satunya harus memiliki aspek service philosophy yang paling dasar, yakni keramahan kepada customer. Ia mencontohkan seperti apa yang diterapkan pada timnya di Swiss-Belhotel Mangga Besar, yakni, saat bertemu tamu mulai dari jarak enam meter, Ia sudah harus melakukan eye contact dengan tamu, kemudian jarak tiga meter sudah harus tersenyum dengan tamu, dan jarak satu meter sampaikan greeting pada tamu.

 

Satu hal lainnya yang menarik dari pria tampan kelahiran Medan, 15 Desember 1974 ini, adalah, Ia selalu berpikir out the box. Misalnya, kebiasaan unik meletakkan kartu nama pada seluruh kamar hotel sejak Ia menjabat General Manager. Anton tak pernah merasa khawatir privasinya akan terganggu. Justru sebaliknya, Ia merasa senang bisa berinteraksi langsung dengan para tamu. Ia sangat terbuka, siapapun bisa menghubunginya kapan saja. “Dan ternyata apa yang saya lakukan ini lebih banyak mendatangkan keuntungan. Terkadang tamu yang ingin check in kembali, mereka menghubungi saya. Tapi pernah juga saya mendapat telpon dini hari hanya untuk minta handuk, ha…ha..,” katanya sembari tertawa.  

 

Upgrade Fasilitas Hotel

 

Menjabat General Manager Swiss-Belhotel Mangga Besar sejak Agustus 2017 lalu, Anton melihat, hotel yang terletak di Jalan Kartini Raya No. 57 Jakarta ini, memiliki Unique Selling Point (USP) yang kuat. Lokasi yang strategis dekat dengan pusat perbelanjaan seperti ITC Mangga Dua, dan dekat dengan tempat wisata kawasan Ancol, serta dekat dengan JIExpo Kemayoran, dan didukung dengan fasilitas lengkap, menjadikan hotel ini, sebagai salah satu pilihan hotel MICE di kawasan tersebut.

 

“Kekuatan dari Swiss-Belhotel Mangga Besar itu adalah di MICE, karena kita punya 15 meeting room mulai dari skala kecil sampai besar dan kita ada 2 ballroom juga. Selain itu kita punya 246 kamar dengan 8 tipe kamar. Itu juga menjadi salah satu USP kita yang cukup kuat. Jadi saya kira kita mampu berkompetisi. And we are not selling discount but we are selling product. Kita jual product dengan harga yang value for money. Karena kepuasan pelanggan tidak selalu dinilai dari diskon, tapi kepuasan pelanggan adalah ketika guest return, dia mendapatkan sesuatu yang memorable enjoyable,” pungkas ayah dua putra ini.

 

Meski begitu, untuk service yang lebih maksimal, Anton juga melakukan upgrade fasilitas hotel. Salah satunya tampak pada Silver Lounge yang terletak di lobi hotel, dilengkapi lampu – lampu pijar berwarna biru di atas bar counter yang sungguh indah saat menyala pada malam hari. “Itu seperti di Taiwan, jadi ada salah satu hotel di Taiwan yang memorable juga seperti itu, bagus sekali,” ungkapnya.

 

Selain itu, Anton juga menghadirkan kembali Executive Lounge, sebuah tempat yang sangat nyaman khusus untuk para tamu yang menginap minimal di kamar executive. Tak ketinggalan pembaruan juga dilakukan di salah satu restoran di Swiss-Belhotel Mangga Besar, yakni Joe’s Grill yang meluncurkan konsep dan menu-menu baru dengan harga terjangkau mulai dari Rp.60.000,nett. Ya, Anton begitu jeli melihat peluang. Joe’s Grill kini hadir tak hanya untuk para ekspatriat dan masyarakat menengah ke atas, tapi juga bisa dinikmati siapapun.  

 

“Kemudian kita juga tetap menggandeng seniman yang kebanyakan berasal dari lokal Jakarta. Mereka kita beri kesempatan untuk menempatkan lukisan-lukisan itu. Kita merangkul para seniman untuk mengeksplorasi bakat mereka. Nah saya kira untuk sementara ini adalah langkah awal yang saya lakukan bersama dengan tim,” tutur pemimpin yang memilih direct dan terbuka dalam memimpin ini.