Elvyn G. Masassya, IPC Menuju World Class Port

Oleh: Iqbal Ramdani () - 06 December 2017

Naskah: Suci Yulianita/Giattri F.P., Foto: Sutanto/Dok. IPC

 

Di tahun kedua dilantik menjadi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC, Elvyn G. Masassya, telah melakukan berbagai langkah strategis untuk membawa institusinya menuju World Class Port Operator. Hal ini membuktikan, pria kelahiran Medan 18 Juni 1967 ini mampu menerjemahkan keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

 

Tepat pukul 15.00 WIB, Men’s Obsession diterima Elvyn. Ia tampil sederhana dengan balutan kemeja putih polos dan celana bahan hitam. Senyum manis acap kali tersungging dari bibirnya. Terlebih, keindahan landscape pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia itu terlihat dari kaca jendela ruang kerjanya yang berada di lantai 7 di kantor pusat Pelindo II. Membuat suasana wawancara tak hanya cair dan hangat, tetapi juga memanjakan mata. Ya, di tangan pria berpenampilan necis ini, Pelabuhan Tanjung Priok tak lagi kumuh dan menyeramkan, melainkan sudah tertata sangat rapi. Elvyn bercerita, sejak awal memimpin pada April 2016 lalu, ia berpikir keras bagaimana membuat jasa pelabuhan ini menjadi satu sektor yang reputable, tak hanya untuk skala nasional namun internasional.

 

Karena menurutnya, fungsi pelabuhan sebagai tempat keluar masuknya arus barang, ekspor impor internasional, merupakan potret wajah Indonesia. Untuk itu, Elvyn melakukan second round transformation pada IPC yang terangkum pada empat hal utama, yakni meneruskan yang sudah baik (going concern), meluruskan yang belum lurus (governance), menyelesaikan yang belum selesai (pending matters/outstanding issues), dan mengerjakan yang belum sempat dikerjakan (business development). Selanjutnya, ia melakukan pembenahan internal yang diawali dari penajaman vision. “Vision kita buat lebih load and clear menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan dengan kata kunci visi hanya tiga, world class, excellent at operations, excellent at services,” ucap Elvyn.

 

Untuk sampai ke world class port itu, Elvyn menyiapkan roadmap untuk lima tahun (2016-2020). Dimulai pada 2016 dengan tahapan yang disebut fase fit in infrastructure, artinya bussiness prosesnya harus benar, sistemnya harus benar, prosedur harus ada sebagai satu korporasi. Pada 2017 ini dilanjutkan dengan fase enhancement, yakni peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan performance. Lalu 2018 fase establishment atau pemantapan, 2019 fase sustainable superior performance. Dan 2020 menjadi world class port. “Hal itu juga menjadi wujud nyata IPC dalam mendukung Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia yang menjadi bagian program Nawacita yang dicanangkan Kabinet Kerja Pak Jokowi,” imbuhnya. Untuk merealisasikan hal itu, beberapa langkah pun digulirkan IPC menuju World Class Port.

 

Pertama berbasis IT, IPC mentransformasi pelabuhan menjadi smart port atau digital port sebagai prioritas yang juga diiringi dengan perbaikan infrastruktur pelabuhan. Program digital port dan pemangkasan waktu tunggu bongkar muat petikemas akan menjadi andalan untuk mendukung tol laut dan langkah awal menuju World Class Port. “Hingga akhir tahun 2017, Pelindo II berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan operasional. IPC juga berencana untuk menjadi digital port pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi informasi dalam sistem operasionalnya,” ungkap penyandang gelar Magister Management bidang Keuangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ini.