Kenali Nyeri Sendi

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 June 2017

Naskah                        : Suci Yulianita/berbagai sumber

 

Selama ini mungkin banyak yang tak menyadari bahwa sendi merupakan salah satu bagian terpenting dalam tubuh lantaran fungsinya yang membantu pergerakan tulang. Untuk itu, menjaga kesehatan sendi juga perlu dilakukan. Jangan sampai terjadi masalah pada sendi yang bisa mengganggu, seperti nyeri sendi.

 

 

Nyeri sendi bisa menyerang siapapun, tak hanya pada orangtua. Nyeri sendi bisa terjadi karena beberapa faktor dengan tingkat rasa sakit yang berbeda beda, bisa berlangsung singkat atau lama, mulai dari sakit ringan, menengah hingga berat.

 

Nyeri sendi biasanya terjadi pada bagian lutut dan sekitar pinggang, terutama pada kasus nyeri di salah satu sendi, lutut menjadi yang paling sering mengalaminya. Nyeri sendi kelompok ini, disebabkan beberapa faktor, antara lain, kerusakan tulang rawan di belakang tempurung lutut atau disebut Chondromalacia patellae, dan bisa juga haemarthrosis atau perdarahan di dalam ruang sendi akibat retak lutut.    

 

Selain itu penyakit asam urat atau gout arthritis merupakan kondisi yang dapat menyebabkan rasa sakit nyeri sendi yang berulang dan seringkali kambuh. Nyeri oleh gout arthritis biasanya sering dialami pada bagian jari-jari tangan atau kaki, pergelangan kaki dan lutut yang bisa timbul secara tiba-tiba. Bagi yang memiliki riwayat keluarga gout arthritis, suka mengkonsumsi alkohol berlebihan, mengonsumsi seafoods dan daging, serta riwayat obesitas sebaiknya berhati-hati karena berisiko lebih tinggi terkena gout arthritis.

 

Sedangkan untuk penyebab nyeri pada beberapa sendi, antara lain, osteoarthritis, yaitu pembengkakan jaringan di dalam dan sekitar sendi akibat kerusakan permukaan pelindung tulang. Pada osteoarthritis terjadi peradangan di membran synovial, yaitu membran yang menyelubungi dan melindungi sendi sehingga sendi dapat bergerak bebas. Jika membran sinovial meradang, maka terjadi pembengkakan, nyeri, dan kaku sendi. Sendi yang terkena biasanya pada jari– jari tangan, pinggul, dan lutut. Cedera serius pada sendi, obesitas, dan faktor usia bisa meningkatkan risiko terkena osteoarthritis.

 

Kemudian rheumatoid arthritis yang merupakan penyakit autoimun, suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyalahartikan jaringan sehat sebagai ancaman bagi tubuh dan menyerangnya sehingga menyebabkan penderitanya merasa sangat lelah. Rheumatoid arthritis menyerang sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Nyeri sendi jenis ini juga biasanya disertai dengan pembengkakan sendi dan sulit menggerakkan persendian.

 

Selain itu, juga ada penyakit-penyakit lain yang bisa menyerang jaringan ikat, seperti scleroderma dan lupus. Sama seperti rheumatoid arthritis, lupus juga merupakan penyakit autoimun. Nyeri sendi pada penderita lupus bisa menyerang secara tiba-tiba dan disertai pembengkakan sendi, demam, mudah lelah, nyeri dada dan sensitif terhadap sinar matahari.

 

Infeksi virus seperti rubella, demam berdarah, chikungunya dan hepatitis, juga dapat menyebabkan radang dan nyeri sendi. Nyeri sendi pada infeksi virus biasanya dialami pada hampir seluruh persendian tubuh yang seringkali dirasakan ngilu pada seluruh tubuh, dan biasanya juga disertai demam. Nyeri sendi bisa ditangani sendiri di rumah apabila masih tergolong ringan, yakni dengan cara beristirahat yang cukup, mengompres bagian yang nyeri, serta minum obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotek.

 

 

Namun alangkah baiknya menghindari sedari dini dengan mengonsumsi makanan yang terbukti mampu mengurangi nyeri atau radang sendi, salah satunya adalah sayuran brokoli. Berdasarkan penelitian dalam jurnal Arthritis & Rheumatism, ditemukan bahwa kandungan nutrisi dalam brokoli dapat membantu mengurangi peradangan sendi, salah satunya adalah osteoarthritis. Ya, brokoli memang memiliki berbagai kandungan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh manusia. Dalam 100 gram brokoli terdiri atas 2.82 gram protein, 2.6 gram serat, 47 mg kalsium, dan 89.2 mg vitamin C.

 

Meski begitu harus diperhatikan betul cara mengolah brokoli yang benar. Karena pengolahan brokoli seperti memasak atau bahkan memotong brokoli, dapat mempengaruhi kandungan nutrisi di dalamnya, seperti glukosinolat, sulforaphane, polifenol dan antioksidan lainnya. Untuk itu, agar kandungan gizi pada brokoli tetap terjaga, sebaiknya menghindari memasak brokoli dengan suhu tinggi.